iTechMagz.id – Sudah berbagai upaya telah dilakukan pemerintah sejak tahun 2004 lalu untuk membebaskan Sungai Citarum dari limbah.
Namun, sungai yang memiliki panjang 270 kilometer dan melewati 701 desa ini masih belum terbebas dari berbagai limbah hingga saat ini, terutama limbah rumah tangga.
Meskipun kini kondisi Sungai Citarum sudah lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu memiliki indeks kualitas air (IKA) sebesar 51,01 poin pada tahun 2022, namun angka ini masih belum mencapai target utama, yaitu memiliki IKA sebesar 60 poin.
Ridwan Kamil, selaku Gubernur Jawa Barat dan Komandan Satgas Percepatan Pengendalian dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum Harum menargetkan indeks kualitas air (IKA) Sungai Citarum berada di angka 60 poin pada tahun 2025.
Sadar akan hal tersebut, perusahaan crypto exchange terbesar di Indonesia, Indodax bersama dengan platform donasi online Ayobantu, berinisiatif untuk menggelar konservasi Sungai Citarum yang berada di kawasan Bandung, Jawa Barat.
Terlebih, sebagian besar wilayah Bandung merupakan perlintasan sungai, sehingga menjadi daerah langganan yang mendapat kiriman limbah dan sampah dari wilayah lain.
Ibu kota Provinsi Jawa Barat ini juga merupakan hulunya sungai yang bermuara di Laut Jawa. Hal ini dapat berpotensi merusak ekosistem sungai hingga laut jika terjadi penumpukan sampah maupun limbah di sungai tersebut.
BPS pun mencatat, setengah dari sungai yang tersebar di Indonesia memiliki air yang tercemar.
“Menurut data BPS, hanya 9 sungai atau 8,11% dari total 111 sungai yang tersebar di Indonesia yang berhasil memenuhi baku mutu air. Sementara, terdapat 81 sungai atau 72,97% masuk dalam golongan sungai yang tercemar ringan dan 9 sungai atau 8,11% berstatus diantara tercemar ringan dan sedang. Terdapat 5 sungai atau 4,5% berstatus tercemar sedang, dan 7 sungai atau 6,31% sungai yang memenuhi baku mutu hanya saja airnya juga masih tercemar ringan,” ucap William Sutanto, CTO Indodax.
William mengatakan bahwa konservasi sungai menjadi salah satu cara paling efektif untuk memerangi masalah lingkungan terutama untuk mengatasi sungai-sungai di Indonesia yang tercemar, sehingga layak dimasukkan ke dalam kalender CSR “Indodax Untuk Negeri”.
“Konservasi sungai dipilih karena mampu mengatasi banyak masalah secara bersamaan, mulai dari mengurangi pencemaran udara, mengurangi potensi banjir dan erosi tanah, meningkatkan keanekaragaman hayati, menambah estetika kota, hingga dalam jangka panjang dapat meningkatkan kualitas hidup warga setempat,” terang William.
William juga menambahkan, melakukan konservasi di Sungai Citarum merupakan salah satu upaya dalam membantu pemerintah Jawa Barat mencapai target IKA 60 poin.
“Jika Sungai Citarum memiliki IKA 60 poin, artinya mutu air Sungai Citarum berada di kelas 2 sehingga memungkinkan dilakukannya budidaya ikan air tawar, peternakan, serta mengairi tanaman,” ucap William.
Sementara itu, CEO Ayobantu, Agnes Yuliavitriani menerangkan bahwa program bertajuk “Sungai Lestari, Hutan Terjaga” ini merupakan program pelestarian lingkungan melalui berbagai macam aktivitas.
“Sebagai bagian dalam aktivitas program, kami akan melakukan penanaman pohon produktif disertai aktivitas pembersihan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mencakup aspek perlindungan, pemeliharaan, dan pemanfaatan ekosistem secara berkelanjutan,” sebut Agnes.
Kegiatan konservasi sungai dilakukan di sekitar Taman Regol BBWS Citarum, Pasirluyu, Kec. Regol, Kota Bandung, Jawa Barat pada 3 September 2023.
Selain pembersihan sungai dan penanaman pohon-pohon produktif, program ini juga akan dibarengi dengan kegiatan edukasi kepedulian lingkungan yang diikuti oleh masyarakat, komunitas, dan juga siswa di sekitar lokasi kegiatan.
“Semoga program ini bisa mengembalikan fungsi sungai sebagaimana mestinya, sehingga Kota Bandung bukan hanya dikenal sebagai Kota Kembang karena keindahannya saja, tapi juga tempat yang nyaman dan sehat bagi masyarakat yang tinggal di dalamnya,” tutup William.
Comments are closed.