Panduan Arsitektur Lapisan Chain Publik untuk Pemula

112

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech– Peningkatan (upgrade) terbaru jaringan Ethereum, Shapella, telah menjadi sorotan pemberitaan di industri kripto. Sebagai pemimpin di antara chain publik, Ethereum telah memberikan banyak tonggak inovatif dan revolusioner ke industri. Kini, sudah banyak chain publik yang muncul yang bertujuan untuk bersaing dengan Ethereum telah bergabung dalam perlombaan.

Mengingat bahwa chain publik pada akhirnya diberdayakan oleh teknologi blockchain, persaingan di antara chain publik berfokus pada pengoptimalan dan inovasi berkelanjutan dalam arsitektur berlapis dan peningkatan selanjutnya pada kinerja chain publik. “Arsitektur chain publik umumnya terdiri dari beberapa lapisan, yaitu lapisan infrastruktur perangkat keras, lapisan data, lapisan jaringan, lapisan konsensus, lapisan insentif, lapisan kontrak cerdas dan lapisan aplikasi,” ujar Pendiri dan CEO dari crypto exchange CoinEx, Haipo Yang.

Lapisan infrastruktur perangkat keras mencakup keamanan data blockchain yang disimpan di server di pusat data. “Saat pengguna mengakses aplikasi di blockchain, klien mengirimkan permintaan ke server. Sederhananya, lapisan infrastruktur perangkat keras adalah jaringan perangkat yang berkomunikasi dan bertukar data satu sama lain,” tambah Yang.

Sementara itu, lapisan data, yang juga disebut sebagai lapisan transmisi data, menyimpan semua data transaksi pada chain dengan cara yang aman dan tidak berubah, berfungsi seperti database.

Adsense

Selanjutnya, lapisan peer-to-peer (P2P) dari blockchain memungkinkan node untuk bertukar data transaksi dan mencapai konsensus tentang validitas transaksi. Lapisan jaringan dirancang untuk memfasilitasi pertukaran informasi P2P dan mendorong komunikasi antar node.

Kemudian, lapisan konsensus dianggap sebagai lapisan paling kritis dalam operasi blockchain, bertanggung jawab untuk memvalidasi transaksi. “Dibutuhkan sejumlah node untuk memverifikasi satu transaksi. Oleh karena itu, setiap transaksi diproses oleh banyak node yang kemudian harus sampai pada hasil yang sama dan menyetujui validitasnya,” ujar Haipo Yang.

Lanjut dikatakan, untuk lapisan insentif, ini diciptakan untuk mendorong node dan pengguna untuk berpartisipasi aktif dan berkontribusi pada sistem chain publik. Tak kalah penting, sebagai dasar dari karakteristik open-source dan dapat diprogram dari chain publik, lapisan kontrak menyimpan semua jenis kode, algoritme dan kontrak pintar.
Terakhir, ada lapisan aplikasi, yaitu lapisan tempat kontrak pintar, kode chain dan aplikasi terdesentralisasi (dApps) berjalan. “Chain publik yang matang biasanya terdiri dari lapisan infrastruktur perangkat keras, lapisan data, lapisan jaringan, lapisan konsensus, lapisan insentif, lapisan kontrak dan lapisan aplikasi,” ungkap Yang.

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More