Jadi Agen Inklusi Keuangan, Pegadaian Tingkatkan Digitalisasi Produk dan Bisnis
Itechmagz.id – Sesuai visi “Menjadi the most valuable financial company di Indonesia dan sebagai agen inklusi keuangan pilihan utama masyarakat”, PT Pegadaian terus meningkatkan layanan digitalisasi produk dan bisnisnya.
“Dengan digitalisasi layanan ini, nasabah pegadaian sekarang sudah mencapai 22 juta lebih, dan didominasi lebih 87 persen pinjaman gadai serta 95,4 persen kredit produktif (KUR). Artinya selama ini memang kita fokus membantu para UMKM”, kata Direktur Teknologi Informasi & Digital PT Pegadaian Teguh Wahyono pada Penjurian Digitech Award 2023 yang dilakukan secara daring pada Senin (13/03/2023).
Teguh menjelaskan, bahwa untuk mencapai visi Pegadain di tahun 2024, Pegadaian memiliki 4 strategi tranformasi digital di antaranya dari sisi governance and agile, customer experience and expansion, disruption and digitalization serta innovation and exploration.
Adapun dalam proses pengembangan proyek dengan menggunakan framework scrum, yaitu seluruh pencatatan dan dokumentasi proyek di satukan pada Aplikasi Technical Wiki PT Pegadaian (Confluence). Kemudian selain dari sisi percepatan dokumentasi, project management juga dirasa penting untuk selalu menjaga proyek agar sesuai dan memiliki impact terhadap bisnis.
“Pegadaian juga menggunakan aplikasi project management untuk mengatur roadmap dan manpower squad. Selain itu, Pegadaian sudah menerapkan project management office (PMO) untuk menjaga proyek tetap melakukan delivery value, dan memiliki Impact terhadap Bisnis. Pegadaian memiliki unit kerja yang selalu memonitoring kondisi squad dan pencapaian proyek pada divisi project management office and change management”, tambah Teguh.
Kepala Divisi Manajemen Data TI Pegadaian Syaiful Anam menjelaskan, bahwa Pegadaian sudah menerapan Customer Relationship Management (CRM). Sebuah sistem yang terintegrasi berbasis artificial intelligent yang digunakan untuk merencanakan, menjadwal, dan mengendalikan aktivitas penjualan dan pelayanan, serta dapat diakses oleh seluruh Pegadaian touchpoint frontliner. Tujuannya untuk memberikan pelayanan terpersonalisasi dan relevan bagi pelanggan.
Terkait digitalisasi dalam meningkatkan bisnis, Pegadaian sudah memiliki aplikasi Pegadaian Digital Service. Sebuah aplikasi untuk nasabah Pegadaian yang menginginkan kecepatan dan kenyamanan dalam bertransaksi di Pegadaian.
“Aplikasi ini sudah banyak memberikan kenyamanan dalam melayani nasabah seperti buka tabungan emas, nyicil emas, beli mas, jual tabungan emas, transfer emas, cetak emas, rencana emas, gadai tabungan emas dan multipayment serta berbagai layanan mudah lainnya. Bahkan pegadaian memiliki kartu emas sebagai bentuk pencairan gadai tabungan emas secara instan dan dapat digunakan sebagai alat transaksi”, kata Syaiful.
Pada 2022 lalu, BRI, Pegadaian, dan PNM membentuk Holding Ultra Mikro yang menjadikan PT Pegadaian berada di dalam BRI Group. Inisiasi ini menghasilkan sebuah aplikasi yang Bernama SenyuM Mobile. Jumlah transaksi Pegadaian pada aplikasi ini sudah mencapai 21.293 dari layanan tabungan emas dan 61.495 dari layanan pinjaman gadai.
Dari sisi bullion services, Pegadaian terus melakukan eksplorasi untuk meningkatkan revenue dari stream lain yang mendukung visi perusahaan. Dalam hal ini ada 3 produk baru dalam bisnis perusahaan yaitu Pertama Tabungan Eemas Plus, yaitu Layanan penitipan emas dalam periode tertentu dimana memungkinkan masyarakat (personal maupun badan) mendapatkan keuntungan bunga yang menarik sekaligus melindungi investasi dasar yaitu emas.
Kedua Pinjaman Modal Keja Emas, yaitu pinjaman modal kerja dalam bentuk emas kepada badan usaha atau perorangan yang pelunasan pinjamannya dalam bentuk emas dalam periode tertentu. Kemudian ketiga Tabungan Emas Rencana yaitu penyaluran uang pinjaman dari transaksi gadai dengan barang jaminan saldo tabungan emas yang berasal dari transaksi Jual beli antara nasabah dengan vendor penyedia emas.
Beberapa inovasi lain dalam pendigitalisasian proses bisnis menjadi bentuk fokus Pegadaian dalam melayani Nasabah adalah Digital Channel Partnership. Yaitu sistem Kerjasama antara pegadaian dengan partnership seperti Pertama dengan e-commerce; bllibli.com, mitra bukalapak, Tokopedia, shopee, Midtrans, Traveloka. Kedua perbankan; BRILink dan OCBC. Ketiga E-Wallet; LinkAja, Ovo, Grab Kios, Gojek dan Uang Kita. Keempat Lembaga Keuangan Non-Bank; PNM. Kelima retailer; Indomaret dan Keenam Manager Investasi; Bareksa.
Comments are closed.