Jadi Narasumber pada IFC di Afrika, Bio Farma Ungkap Strategi Perusahaan Perkuat Supply Chain
Jakarta, Itech – Bio Farma mendapat kehormatan menjadi salah satu narasumber pada IFC’s 9th Global Private Healthcare Conference “Developing Resilient Health Systems in Emerging Markets” yang diselenggarakan oleh International Finance Corporation (IFC) pada 14-15 Februari 2023 di Cape Town, Afrika Selatan.
Dikutip dari siaran pers Bio Farma, kegiatan ini dihadiri oleh 500 peserta dari seluruh dunia baik dari pasar negara berkembang maupun negara maju serta termasuk perwakilan multilateral dan pemerintah. Dalam kegiatan bertajuk “Developing Resilient Health Systems in Emerging Markets” ini, mendiskusikan bagaimana membangun sistem kesehatan yang mandiri dan dapat berkembang pesat ditengah gangguan atau pandemi yang tidak dapat dihindari.
“Strategi perusahaan farmasi dalam memperkuat supply chain melalui data analitik dan meningkatkan kapasitas produksi melalui inovasi, lokalisasi produksi baik dalam produk setengah jadi maupun produk jadi,” ungkap Direktur Penelitian dan Pengembangan Bisnis Bio Farma Yuliana Indriati, yang menjadi pembicara mewakili Bio Farma pada konferensi tersebut,dikutip Sabtu (18/2/2023).
“Inovasi R&D yang merupakan perhatian utama dengan investasi ini kritikal untuk mendapatkan accessability yang berkelanjutan dan memberikan pengaruh yang kuat,” terang Yuliana dihadapan 500 peserta dari berbagai negara.
Selain itu, dalam paparannya yang bertema “Pharma Security, Access, Last Mile Connectivity”, Yuliana juga menjelaskan bahwa transformasi Bio Farma dalam rantai pasok dilakukan untuk menjamin ketersediaan produk pasca pandemi.
“Pertama, Bio Farma mengedepankan strategi peningkatan konten lokal dengan mengurangi importasi, mengaplikasikan kapabilitas Bio Farma dalam memproduksi Drug Substance dan Drug Product. Kedua, melakukan penguatan kerjasama untuk dapat memproduksi produk baru melalui mekanisme transfer teknologi. Ketiga, meningkatkan inovasi dalam menciptakan produk baru dengan lebih mudah dan cepat,” ungkap Yuliana.
Bio Farma, lanjut Yuliana, juga berperan aktif dalam menjaga rantai pasok vaksin secara berkelanjutan tidak hanya di Indonesia, namun juga secara Global.
“Rantai pasok vaksin yang terhambat karena pandemi, membawa Bio Farma untuk melakukan transformasi dalam suplai produk jadi menjadi transfer teknologi,” tambah Yuliana.
“Negara dengan perusahaan terpilih akan dapat melakukan proses produksi menggunakan bulk vaksin yang dikirim oleh Bio Farma. Ini sangat efektif dalam menjaga penyediaan produk di negara tujuan, dan kerjasama ini terbuka untuk berbagai region, termasuk Afrika,” ucap Yuliana.
Yuliana menambahkan, selain kerjasama dalam hal pengembangan produk, juga kerjasama dalam pemasaran produk agar segera dengan cepat dan mudah diakses oleh konsumen.
“Bio Farma senantiasa membuka kesempatan kerjasama dengan berbagai mekanisme untuk dapat berperan dalam penyediaan produk biologi dan berkelanjutan,” jelas Yuliana
Dalam konferensi kesehatan ini, Bio Farma juga dipercaya menjadi narasumber pada Specific Vaccine Roundtable dengan topik utama “Vaccine Manufacturing in developing countries focusing on progress of initiatives, and “What can be further advanced to ensure success and sustainability in vaccine manufacturing”.
Comments are closed.