Fortinet Perluas Keahlian Siber Melalui Fortinet Training Institute

121

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, ITECH- Fortinet , pemimpin global dalam solusi keamanan siber yang luas, terintegrasi, dan otomatis,  mengumumkan layanan augmentasi pusat operasi keamanan (Security Operations Center/SOC) baru yang dirancang untuk membantu memperkuat resiliensi siber organisasi dan mendukung tim yang kekurangan anggota akibat kurangnya tenaga ahli.

Selain itu, sebagai upaya pimpinan Fortinet untuk membantu menghapus kesenjangan keahlian siber, Fortinet Training Institute telah menambahkan prakarsa di seluruh program untuk meningkatkan akses ke pelatihan dan sertifikasi yang diakui industrinya.

John Maddison, EVP of Products and CMO, Fortinet mengatakan,  “Fortinet membangun otomatisasi berbasis Machine Learning (ML) di semua penawaran SOC (Security Operations Center) untuk mendukung tim yang kekurangan anggota karena dampak kurangnya tenaga ahli keamanan siber. Tapi teknologi saja tidak cukup untuk memecahkan masalah ini, karena itu kami berdedikasi untuk juga memberi layanan augmentasi SOC berbasis manusia untuk memberi dukungan langsung, sambil tetap berinvestasi pada badan pelatihan yang memimpin industri untuk menghapus kesenjangan keahlian keamanan siber. Kombinasi teknologi, layanan, dan pelatihan ini memungkinkan tenaga profesional SOC untuk melindungi organisasi mereka dari tahap deteksi sampai pemulihan insiden dengan lebih baik.

Adsense

Kekurangan Keahlian Keamanan Siber Memicu Pendekatan Baru

Kekurangan tenaga yang terjadi saat ini masih menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi tim SOC secara global. Laporan Kesenjangan Keahlian Keamanan Siber 2022 Fortinet menunjukkan bahwa 50% pemimpin global menyatakan bahwa operasi keamanan adalah salah satu jabatan yang paling menantang untuk diisi, dan 42% dari mereka masih membutuhkan analis operasi keamanan. Selain itu, survei Fortinet yang sama menemukan bahwa 80% perusahaan di seluruh dunia mengalami satu kebocoran data atau lebih karena kurangnya keahlian dan kesadaran keamanan siber.

Kurangnya sumber daya dan personel, ditambah sedikitnya volume peringatan yang diterima tim SOC tiap hari, sering berujung pada deteksi yang terlewatkan dan respons lambat yang meningkatkan paparan pada risiko siber. Tim SOC membutuhkan pemecahan masalah langsung untuk memitigasi tantangan seperti ini dengan berinvestasi pada SOC otomatis dan terintegrasi, serta teknologi dan tenaga keamanan siber profesional berpengalaman untuk dapat lebih melindungi diri dari berbagai ancaman.

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More