Teknologi SuperSUN Inovasi PLN, Hadirkan Listrik Hijau di Daerah 3T
Jakarta, Itech – PT PLN (Persero) memberikan inovasi terbaru dengan membuat Sorong Ultimate for Electrifying-Surya Untuk Negeri (SuperSUN) untuk mengaliri listrik desa di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Hal ini sekaligus mendukung transisi energi yang menjadi isu strategis dalam KTT G20.
Executive Vice President Technology & Engineering PLN Zainal Arifin mengatakan, SuperSUN merupakan program untuk melistriki wilayah 3T yang tak lagi harus bergantung pada bahan bakar minyak (BBM), melainkan bisa menggunakan tenaga surya.
Melalui program ini, PLN mampu melistriki wilayah 3T dengan energi baru terbarukan (EBT) yang lebih murah dan bisa langsung dipasang tanpa investasi yang besar.
“Bermula dari pilot project mewujudkan Papua terang, SuperSUN kemudian mampu mendukung percepatan rasio elektrifikasi (RE) dan rasio desa berlistrik (RDB) 100 persen demi mewujudkan energi berkeadilan,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Minggu (27/3).
Baca Juga : PLN Pasok Listrik 5,54 MVA ke Stadion Terbesar di Indonesia
Zainal juga mengungkapkan, ide terobosan ini muncul dari kondisi Kampung Yarweser, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, yang gelap gulita dan tertinggal karena tidak adanya penerangan pada malam hari. Sebagian rumah memiliki genset pribadi dan mengeluarkan biaya Rp 50.000-Rp 100.000 untuk penerangan selama 6-12 jam saja.
Tim milenial PLN di wilayah Sorong, Papua, dan Papua Barat pun melakukan riset sehingga menghasilkan inovasi yang mampu melistriki kampung-kampung yang jauh dari pusat pembangkit atau di daerah 3T.
SuperSUN sendiri seperti genset yang menggunakan bahan bakar energi matahari. Oleh karena itu, tidak ada emisi dari gas hasil pembakaran yang dikeluarkan SuperSun.
Alat ini dapat dioperasikan secara hybrid dari energi terbarukan dan menyala 24 jam, serta anti blackout. Dilengkapi dengan storage baterai lithium, alat ini juga bisa digunakan untuk mengisi daya motor listrik dan memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga seperti kompor induksi atau alat elektronik lain.
Zainal berpendapat, implementasi SuperSUN cukup sederhana dan sudah tersambung dengan gawai pelanggan sehingga dimonitoring secara online dan realtime mulai dari jaringan 2G (Edge).
“SuperSUN juga tidak membutuhkan operator dan lahan yang luas, biaya pengoperasiannya dan pemeliharaan juga lebih rendah,” ungkapnya.
(TN)
Comments are closed.