Jakarta, Itech- Gempa bumi magnitudo 6,1 mengguncang Sumatera Barat, pada Jumat pagi (25/2/2022), pukul 08:39 WIB. Titik pusat gempa berada di darat, di antara Kawasan Kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa ini dinyatakan tidak berpotensi tsunami oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Meski demikian, terdapat beberapa kerusakan fasilitas yang cukup parah, seperti dilaporkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam konferensi pers bersama BMKG, terdapat satu bangunan fasilitas pendidikan (SDN 19 Kinali) rusak parah. Ada pula bangunan rusak lainnya adalah satu perbankan, balai pertemuan warga, dan aula kantor bupati Pasamanan Barat, tempah ibadah, dan sejumlah hunian warga. |
Selain itu, dari laporan BNPB, terdapat 7 orang meninggal dunia, ±10 orang luka parah, ±75 orang luka ringan, ±5000 jiwa mengungsi, ±410 rumah rusak (100 rusak berat, 300 rusak ringan, 10 rumah rusak), serta ±35 titik pengungsian. Gempa juga terasa sampai ke kantor Jemari Sakato di Padang, sekitar 125 km di sebelah selatan pusat gempa. “Kami sempat keluar (ruangan) tadi,” kata Toyip, staf Jemari Sakato, mitra Save the Children Indonesia di Padang, Sumatera Barat. Menurut Toyip, berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Jemari Sakato, beberapa desa terdampak ringan, sedang, hingga berat dalam gempa ini. “Untuk Kabupaten Pasaman Barat, ada beberapa desa terdampak. Ada Desa Kajai, Talu, Cingadi, dan yang keempat Ujung Gading, tetapi Desa Ujung Gading tidak terlalu parah. Sementara untuk Kabupaten Pasaman, yang terdampak itu Desa Malampah, Rao, dan Ladang Panjang. Bentuk kerusakannya, rumah runtuh, beberapa sekolah runtuh, sampai terjadi longsor dari Gunung Talamau,” kata Toyip. “Ada longsor di Desa Malampah, itu dari Gunung Talamau,” Toyip menambahkan. Save the Children Indonesia bersama dengan lembaga mitra yaitu Jemari Sakato tengah melakukan persiapan untuk segera turun kelapangan besok pagi, Sabtu 26 Februari 2022. Dari informasi yang kami dapatkan, terdapat kendala seperti jalur komunikasi seluler dan jaringan listrik yang terputus. “Dalam situasi darurat, anak-anak menjadi sangat rentan mengalami ketakutan yang berlebihan akibat gempa terlebih jika mereka sulit untuk mengakses bantuan layanan dasar seperti hunian sementara, makanan dan layanan Kesehatan. Dalam situasi pandemi COVID-19 yang sedang memasuki gelombang ketiga dengan angka konfirmasi positif yang terus bertambah di sejumlah daerah, tingkat kerentanan anak menjadi meningkat berkali lipat,” tegas Dewi Sri Sumanah / Acting Chief of Advocacy, Communication, Campaign & Media – Save the Children Indonesia. Laporan cepat dari mitra Save the Children dilapangan, terpantau beberapa kebutuhan mendesak untuk para pengungsi di antaranya adalah tenda, dapur umum, MCK umum, makanan, selimut, matras, serta perlengkapan kebersihan. Informasi ini akan terus diperbaharui seiring dengan laporan dari lokasi bencana. Save the Children mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang didapat apabila bukan dari instansi resmi, siapkan Tas Siaga Bencana, hindari bangunan yang rusak dan tebing, serta mencari titik kumpul yang aman apabila sewaktu-waktu terjadi gempa susulan. Gempa hari ini merupakan gempa ke-9 yang terjadi di Pasamanan Barat yang sudah terjadi sejak 1835. Hingga pukul 10.06 WIB, hasil monitor BMKG mencatat, telah terjadi 15 kali gempa susulan dengan magnitudo bervariasi dan yang terbesar adalah 4,2 magnitudo. (red) |
Next Post
Comments are closed.