Program Embrio, Cara BRI Ciptakan Talenta Digital Inovatif & Tangguh
itechmagz.id – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mendorong peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui program Embrio. Program ini merupakan corporate innovation lab BRI atas ide-ide inovasi pekerja BRI
Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Indra Utoyo mengatakan Embrio menjadi upaya BRI menggali potensi terbaik para Insan BRILian, sebutan akrab bagi karyawan BRI. Melalui program komprehensif ini, ia berharap dapat muncul ide-ide ‘radikal’ dari Insan BRIlian yang dapat menjadi solusi untuk pertumbuhan bisnis BRI.
“Program ini (Embrio) sangat melengkapi ekosistem inovasi kita, dengan tidak hanya menciptakan ide-ide radikal yang dapat meningkatkan daya saing kita, tapi juga menumbuhkan budaya berinovasi di BRI dan memperkaya platform kita,” kata Indra dalam keterangan tertulis, Kamis (27/1/2022).
Karyawan terpilih akan menjalani empat tahapan program Embrio. Tahapan pertama ialah identifikasi inovator. Tahap identifikasi inovator dilakukan dengan melakukan seleksi berdasarkan minat dan kemampuan karyawan, dengan self-assessment questionnaire yang mengukur self-awareness, risk tolerance, kreativitas, dan passion tiap karyawan terhadap inovasi, lalu dilanjutkan dengan wawancara oleh manajemen.
Terdapat delapan kriteria yang dijadikan dasar penilaian, antara lain customer centricity, innovation and creativity, decision making, critical thinking, networking, teamwork, business acumen, dan tolerance for stress. Dari ke delapan kriteria ini, customer centricity dan innovation and creativity menjadi prioritas dalam penilaian.
Kedua, pembentukan persona. Di tahapan ini, karyawan akan diklasifikasikan ke dalam tiga persona, yakni Product Champion (Hacker), Business Champion (Hustler), dan Customer Champion (Hipster). Nantinya, BRI menempatkan tim yang melibatkan setiap persona berbeda sebagai upaya optimalisasi ide produk.
Program ini kemudian dilanjutkan dengan pengembangan dan validasi ide inovasi yang viable secara teknis dan bisnis, namun tetap menyelesaikan permasalahan utama customer. Proses validasi ini dibagi menjadi dua tahap, yakni problem-solution fit dan product-market fit.
Dalam proses ini, tim manajemen inovasi BRI memberikan pelatihan sesuai kebutuhan inovator, salah satunya bekerja sama dengan IT BRI untuk menyediakan bimbingan terkait keamanan dan arsitektur, serta penggunaan teknologi eksisting maupun yang sedang berkembang.
Indra mengatakan, Insan BRIlian kemudian ditantang untuk memvalidasi ide inovasi tersebut menjadi produk yang memiliki value added bagi BRI. Tim yang berhasil memvalidasi produk kemudian diberi kesempatan untuk melanjutkan dan mengelola produk inovasinya.
“Diharapkan mereka dapat menanamkan pola pikir dan cara kerja yang lebih inovatif di BRI. Bagi tim yang tidak melanjutkan produk mereka, mereka berkesempatan menjadi Innovation Champion di unit kerja asal mereka, di mana mereka juga dapat memperkuat budaya berinovasi di BRI,” terangnya.
Selama mengikuti program ini, karyawan terpilih dapat mengalokasikan 60% waktunya untuk proses pengembangan inovasi dan 40% lainnya untuk pekerjaan di unit kerja masing-masing.
Diketahui Digital Lending Platform menjadi contoh nyata program hasil pembinaan program Embrio, yang tercatat berhasil mengalami pertumbuhan nasabah baru hingga 478% year on year (yoy). Sementara itu, total disbursement tumbuh hingga 621% yoy, dengan platform ini menyasar pelanggan toko online dan bekerja sama dengan beberapa brand di Indonesia.
“Tidak hanya itu, Embrio juga berhasil menambahkan lima produk untuk aplikasi mobile banking BRI, seperti verifikasi pengguna baru dan sistem pembayaran, yang dapat meningkatkan pengalaman konsumen dan kemudahan dalam penggunaan aplikasi bank,” ujar dia. (Mr/Cnbc)
Comments are closed.