Jakarta, itechmagz.id – Dengan lanskap teknologi yang terus berubah, perusahaan di Asia Tenggara kini menghadapi tantangan besar untuk tetap relevan di era digital. Dalam pandangan Rajesh Ganesan, Presiden ManageEngine, terdapat enam prioritas strategis yang harus diadopsi oleh perusahaan modern pada tahun 2025 agar mampu bersaing dan berkembang di tengah persaingan global. “Transformasi digital bukan lagi pilihan tetapi menjadi kebutuhan mendesak. Perusahaan yang gagal beradaptasi dengan teknologi berisiko tertinggal,” ujar Rajesh dalam laporan terbarunya.
- Keamanan Siber untuk Semua
Data dari PwC menunjukkan bahwa 35% perusahaan di Asia Pasifik telah mengalami pelanggaran keamanan besar dalam tiga tahun terakhir, dengan kerugian hingga $20 juta. “Keamanan siber perlu menjadi tanggung jawab setiap individu dalam perusahaan, bukan hanya tim keamanan,” kata Rajesh. Pendekatan ini disebut dengan keamanan siber yang demokratis, di mana karyawan diberi pelatihan dan akses terbatas pada sistem untuk meminimalisasi risiko.
- Kepatuhan yang Terdistribusi
Di tengah regulasi yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi model tata kelola yang terdistribusi. Artinya, tanggung jawab kepatuhan harus disebar ke semua departemen, bukan hanya pada tim pusat. Model ini memungkinkan perusahaan untuk lebih cepat beradaptasi dengan standar baru, sambil menjaga transparansi dan efisiensi operasional.
- Rekayasa Ulang Pengalaman
Kepuasan pelanggan dan karyawan menjadi prioritas utama. Menurut Rajesh, “Setiap interaksi, baik dengan manusia maupun mesin, membentuk pengalaman yang menentukan kesuksesan perusahaan.” Dengan menggunakan teknologi seperti AI dan analitik data, perusahaan dapat memperbaiki alur kerja, meningkatkan keterlibatan, serta memberikan layanan yang konsisten dan proaktif.
- IT Berorientasi Hasil
Peran teknologi informasi (IT) kini lebih dari sekadar pendukung operasional; IT menjadi penggerak utama bisnis. Pada 2025, para Chief Information Officer (CIO) diharapkan untuk fokus pada metrik yang menunjukkan hubungan langsung dengan hasil bisnis. Contohnya, di sektor kesehatan, metrik seperti analisis risiko dan perilaku pengguna menjadi sangat penting.
- Penggunaan AI yang Lebih Luas
Integrasi kecerdasan buatan (AI) akan menjadi prioritas utama. Selain meningkatkan produktivitas, AI juga berperan penting dalam keamanan siber untuk menghadapi serangan yang semakin canggih. “Strategi data yang kuat adalah kunci keberhasilan implementasi AI,” tegas Rajesh.
- Merancang Keberlanjutan
Dengan meningkatnya penggunaan GPU untuk pelatihan model pembelajaran mendalam, perhatian pada dampak lingkungan menjadi krusial. Investasi pada sumber energi alternatif dan audit keberlanjutan internal menjadi langkah strategis untuk mengurangi jejak karbon sekaligus memenuhi tuntutan pelanggan yang peduli lingkungan.
Menurut Rajesh, perusahaan yang mampu mengintegrasikan inovasi teknologi dengan strategi keberlanjutan tidak hanya akan memperoleh keunggulan kompetitif, tetapi juga memperkuat posisi mereka dalam ekosistem bisnis global. “Dengan menerapkan langkah-langkah ini, perusahaan di Asia Tenggara dapat mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan aman di masa depan,” pungkasnya.
Comments are closed.