BRIN Perkuat Kerjasama Guna Hilirisasi Produk Riset dan Sumber Daya

270

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

itechmagz.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong pemanfaatan hasil-hasil riset maupun sumber daya riset dalam bentuk kepakaran periset maupun fasilitas riset BRIN oleh komunitas, Kementerian/Lembaga (K/L), yayasan, UMKM dan kelompok masyarakat. Untuk mendorong pemanfaatan hilirisasi hasil riset itu, BRIN memperkuat kemitraan dan kerjasama berbagai pihak.

“Kami melibatkan K/L, disamping K/L itu juga sebagai pengguna langsung dari teknologi, BRIN mengharapkan keterlibatan K/L sebagai mitra dalam mendorong pemanfaatan riset dan inovasi kepada usaha, sehingga dari kerja sama ini bisa berkembang. Jika ada K/L lain terlibat, seperti KemenLHK, nanti kita bantu komunikasikan,’’ ucap Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada K/L, Masyarakat dan UMKM, Dadan Nugraha dalam penandatanganan Nota Kesepahaman dengan PT. Amati Karya Indonesia (AKI) dan Yayasan Carbon Treat Indonesia (CTI) di Jakarta pada Senin (15/1/2024).

Jadi lanjut Dadan, BRIN memfasilitasi pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber daya infrastruktur yang dimiliki oleh BRIN juga hasil-hasil riset dari para periset untuk didorong ke hilir yang digunakan dalam UMKM.

Dadan menjelaskan BRIN mempunyai program pendanaan riset yang bisa diakses bagi siapapun yang bersifat kompetitif. Tidak hanya periset BRIN tapi dari pihak swasta, atau komunitas yang punya gagasan untuk melakukan riset dan berkerja sama dengan periset BRIN. Terdapat 9 skema pendanaan riset yang berada di Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN.

Ia mengungkapkan bahwa BRIN juga mempunyai program penciptaan wirausaha baru berbasis riset atau perusahaan pemula berbasis riset (PPBR). Seperti dari PT AKI yang banyak menggalang komunitas atau talenta-talenta atau enterpreneur yang melihat peluang bisnis hasil riset. Tentunya dengan syarat adanya portofolio hasil risetnya baik dalam bentuk jurnal maupun yang sudah dalam bentuk HAKI.

‘’Jadi itulah perbedaan perusahaan startup yang di BRIN dengan kementerian lain. Kebetulan kami bertugas untuk mendampingi perusahaan startup yang sudah dinyatakan lulus pada tahap seleksi melalui proses inkubasi,’’ ujar Dadan

Dirinya berharap kehadiran BRIN betul-betul bisa berkontribusi terhadap pembangunan baik terhadap pembangunan lingkungan hidup maupun pembangunan ekonomi dan sektor-sektor lain yang berdampak langsung kepada kehidupan masyarakat. ‘’Kami juga sangat terbuka terhadap usulan, gagasan dari Bapak/Ibu sebagai mitra strategis kami untuk bisa dilakukan lebih ke hulu. Bisa saja dari kerja sama ini muncul kebutuhan akan riset bersama,’’ jelas Dadan.

Adsense

Sementara itu Direktur PT. Amati Karya Indonesia Viringga Prasetyaji Kusuma menyampaikan bahwa pihaknya  bergerak di bidang pemberian program kepada masyarakat dan beberapa kali sering terbentur dengan inovasi. Banyak permasalahan beredar di masyarakat yang membutuhkan akselerasi, namun ada beberapa poin yang terkait dengan sumber daya manusia dan inovasi yang bisa disupport oleh BRIN.

Menurut Viringga saat ini AKI berfokus kepada 3 poin, pertama fokus kepada pendidikan. Dimana pihaknya telah bermitra dengan Kemendikbud untuk kegiatan kampus merdeka, dan telah berkolaborasi dengan 120 perguruan tinggi. Bersama Kemendikbud sempat berdiskusi dengan beberapa Rektor, dimana kampusnya belum memiliki GreenSkil atau Green Curiculum di semua jurusan dan fakultas. Sementara industri kita sudah mulai bergerak ke industri hijau. ‘’Untuk itulah kita jadikan focus pertama kali dengan SDM di Indonesia untuk mengedukasi terkait dengan greenskil,’’ ucapnya

Kedua, tentang bagaimana peluang wirausaha berkelanjutan baik untuk tataran startup yang masih baru maupun yang sudah berkembang menjadii UMKM, dan itu berkolaborasi dengan Kemenkoperasi dan UMKM. Sehingga akan ada banyak UMKM yang kita dampingi, karena mereka sudah mempunyai ide dan inovasi namun belum tervalidasi.

Ketiga tambah Viringga pengembangan program-program yang masuk ke masyarakat. AKI fokus pada kawasan timur, terutama di Kawasan Wallacea. Informasi laporan yang ia dapatkan bahwa di kawasan tersebut sudah banyak penurunan serta terjadi ecosystem colaps. Sehingga akan sangat berdampak dengan kita di Jawa, hal inilah menjadi sesuatu yang urgent atau urgentcall. Kawasan Wallacea, yang meliputi Pulau Sulawesi,Kepulauan Maluku, Pulau Sumba, Pulau Sumbawa, Pulau Lombok, dan Pulau Timor.

‘’Kami mengirimkan hampir 1600 pemuda ke kawasan tersebut untuk belajar menyelesaikan masalah. Semoga bisa membuat generasi-generasi muda ke depan, tidak hanya jago digital, tidak hanya jago membuat startup, tapi juga dapat melihat bahwa ada hal yang harus mereka bela, ada hal yang harus mereka prioritaskan. Penguatan ecosystem dan menjaga kekayaan alam sehingga terus berkelanjutan. Harapannya semoga kita bisa bersinergi bersama sehingga Indonesia bisa lebih berkualitas ke depan,’’ terang Virinda.

Bersamaan dengan itu Ketua Yayasan Carbon Treat Indonesia (CTI) Yamin Pakaya mengatakan Yayasan CTI ini basicnya adalah lingkungan. Bicara tentang emisi maka kita bicara bagaimana menyelamatkan planet dan bagaimana mengukur emisi ini. Dewan Energi Nasional (DEN) sudah mulai membuat roadmap dari transisi energi, dimana bahwa PLTU akan segera pensiun. Jika sudah pensiun tandanya CO2 sudah berkurang, apalagi akan ada kendaraan listrik. Merujuk pada kegiatan Conference of the Parties 28 (Cops 28) di Dubai, dimana ada masukan dari forum bahwa akan ada 3 kali peningkatan ke renewable energy.

Menurutnya, perdagangan carbon merupakan aktivitas jual-beli sertifikat karbon yang dilakukan antar negara dalam rangka menurunkan tingkat emisi karbon dengan melakukan kegiatan mitigasi perubahan iklim.

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More