ASUS Kurangi Limbah Elektronik dengan ASUS GreenCycle

100

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, itechmagz.id – Kondisi Bumi mulai rusak akibat krisis iklim sehingga saat ini sangat diperlukan daur ulang limbah elektronik. Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia membuat Bumi diprediksi akan mengalami kenaikan suhu global lebih dari 2 derajat Celcius dalam beberapa tahun mendatang.

Seperti dilansir Kumparan, kenaikan suhu global 2 derajat Celcius ini bisa berdampak pada probabilitas cuaca di Bumi, termasuk meningkatnya intensitas gelombang panas di beberapa negara, memicu terjadinya kekeringan, picu kebakaran hutan, badai ekstrem, dan membangkitkan berbagai patogen berbahaya.

Faktanya, selain perubahan iklim, Bumi juga dihadapkan dengan masalah sampah yang mencemari lingkungan, salah satunya sampah elektronik. Sampah elektronik diketahui mengandung bahan beracun seperti timbal, kadmium, dan berilium setelah terpapar sinar ultraviolet (UV) yang kuat.

Bahan beracun ini dilepaskan ke atmosfer, menyusup ke dalam tanah, dan mengalir ke sumber air terdekat. Untuk mengurangi bahaya sampah elektronik ini cara yang bisa dilakukan adalah dengan mendaur ulang bahan-bahan yang masih bisa dipakai. Di sinilah peran ASUS sebenarnya.

“Sebagai perusahaan teknologi global terkemuka, ASUS tentu harus menanggapi isu kelestarian lingkungan secara serius,” sebut Agustinus Mulyawan, Service Center Director, ASUS Indonesia. “Salah satu caranya adalah dengan menggelar program ASUS GreenCycle dan menjalankan Global Take Back Service,” sebutnya.

Program ASUS GreenCyle menjadi bagian dari komitmen ASUS terhadap pelestarian lingkungan dengan menerapkan metode inovatif untuk mengurangi polusi dan mencapai net-zero impact. Pendekatan ASUS untuk mencapai net-zeo impact, berfokus pada empat prinsip utama: penanganan perubahan iklim, ekonomi sirkular, manufaktur yang bertanggung jawab, dan penciptaan nilai.

ASUS meluncurkan program yang mendukung upaya ramah lingkungan, dengan memberikan diskon hingga 35% untuk perbaikan laptop merek ASUS yang mengalami kerusakan. Program ramah lingkungan itu bernama ASUS GreenCycle Program.

ASUS GreenCycle Program

ASUS GreenCycle Program adalah sebuah paket layanan komprehensif yang disesuaikan untuk kasus di luar masa garansi (OOW) dan kerusakan yang disebabkan oleh pelanggan (CID). Tujuannya, membantu melakukan mendaur ulang dan menggunakan kembali material perangkat, guna berkontribusi pada circle of economy yang berkelanjutan.

Bagaimana cara mendapatkan diskon 35% lewat program ASUS GreenCycle?

Pertama, laptop kamu harus memenuhi syarat program ASUS GreenCycle terlebih dahulu yang mencakup di luar garansi dan mengalami “kerusakan yang disebabkan oleh pelanggan”.

Adapun prosedur yang harus kamu penuhi untuk berpartisipasi dalam ASUS GreenCycle Program adalah sebagai berikut:

Adsense
  • Pertama, konfirmasi kelayakan laptop kamu melalui ASUS Service Center terdekat
  • Terima pemberitahuan setelah memenuhi syarat
  • Setujui agar ASUS mendaur ulang komponen yang perlu diperbaiki
  • Manfaatkan diskon yang ditawarkan hingga 35 persen
  • Laptop kemudian diperbaiki dan masalah teratasi

Tak hanya mendapatkan diskon, ASUS juga memberikan garansi selama 3 bulan untuk komponen yang diperbaiki. Program ini hanya berlaku di beberapa negara saja, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Australia, Korea Selatan, Filipina, Singapura, Hong Kong, dan Vietnam.

Berikut harga yang disarankan untuk suku cadang laptop-laptop ASUS yang masuk ke dalam GreenCycle program, tidak termasuk biaya lain seperti tenaga kerja dan lain-lain.

GreenCycle Mainboard Suggested Price:

  • Vivobook: Rp1.880.000
  • Zenbook: Rp2.970.000
  • ProArt Studiobook: Rp10.520.000
  • Chromebook/BR Series: Rp3.480.000
  • Expertbook: Rp6.260.000
  • TUF Gaming: Rp6.060.000
  • Republic of Gamers (ROG): Rp12.020.000

Saat ini ASUS terus memanfaatkan keahlian teknologi, metodologi berbasis data, dan pendekatan human-centric yang dimilikinya, untuk mengembangkan perusahaan net-zero yang mendukung ekonomi sirkular serta rantai pasokan berkelanjutan yang menciptakan nilai untuk semua orang.

Pada 2035, ASUS memiliki cita-cita untuk menggunakan 100% energi terbarukan di semua operasionalnya secara global dan mencapai net zero pada tahun 2050. Selain itu, sepanjang 2022 laptop ASUS juga telah melampaui standar efisiensi ENERGY Star ® dengan rata-rata 34% serta terdaftar dalam 2023 Corporate Knights Clean200 Index.

Global Take Back Service

Selain GreenCycle program, ASUS juga menggelar layanan end of life recycling service. Seperti diketahui, perusahaan-perusahaan skala enterprise kerap mengalami kesulitan untuk mendaur-ulang secara aman perangkat-perangkat operasional yang sudah tidak mereka gunakan.

“Yang jadi masalah, terkadang biaya untuk mengelola limbah elektronik secara sah dan legal tersebut juga cukup besar. Dan bagi perusahaan-perusahan di level tertentu, pelanggaran dalam tata kelola limbah elektronik merupakan isu Environmental, Social & Governance (ESG) serius,” jelas Agustinus. “Di saat sisi lain, project tersebut juga bisa memunculkan pos pengeluaran tambahan yang cukup membebankan perusahaan,” jelasnya.

Untuk itu, Agustinus menambahkan, ASUS, termasuk ASUS Indonesia menyediakan layanan recycle di titik-titik ASUS Service Center yang ditunjuk. Pengguna tinggal membawa perangkat yang sudah tidak dipakai dan akan didaur ulang, kemudian ASUS akan mengelolanya dan di-recycle sesuai dengan peraturan yang berlaku di industri tanpa dikenakan biaya.

Dua program di atas, yakni GreenCycle dan Global Take Back Service, merupakan bukti upaya ASUS dalam mendukung ekonomi sirkular yang bertanggungjawab.

“Kami mematuhi peraturan daur ulang limbah di setiap negara, dan telah menciptakan layanan daur ulang produk gratis di pasar penjualan utama ASUS termasuk di Tiongkok, Eropa, Amerika, India, dan kawasan negara-negara Oceania,” sebut Agustinus. “Kami membuat ASUS Hardware Recycling Guidelines dengan persyaratan yang lebih ketat daripada undang-undang dan peraturan,” sebutnya.

Kami menggunakan hal ini untuk memastikan bahwa limbah dapat diolah menjadi sumber daya yang bernilai untuk digunakan kembali dan mencegah pembuangan yang tidak tepat atau pemrosesan ilegal.

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More