BRIN dan PTBA Kolaborasi Riset dan Teknologi Hilirisasi Batubara

176

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

iTechMagz.idBadan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sepakat menjalin kerja sama riset dan pengembangan dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dalam rangka pengkajian dan penerapan teknologi di bidang energi dan industri.

Kerja sama ini untuk mendorong hilirisasi batubara yang dapat diolah menjadi produk turunan, seperti Dimethyl Ether (DME), metanol, etanol, dan lain-lain.

Hal ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) oleh Direktur Utama PTBA Arsal Ismail dan Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN R. Hendrian, di Menara Kadin, Jakarta, Senin (2/10/2023).

Dalam sambutannya, Arsal mengungkapkan, sejalan dengan target Pemerintah mencapai Net Zero Emisssion (NZE) pada 2060, saat ini pihaknya fokus pada pengembangan produk turunan batubara, antara lain DME.

Diketahui, DME tengah dikembangkan Pemerintah sebagai energi alternatif pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG) untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat.

“Kami berharap kerja sama ini ke depannya tidak hanya sebatas riset yang berhasilnya skala lab, tapi bisa komersial,” ungkap Arsal.

Dirinya juga menekankan pentingnya memperhatikan aspek keekonomian. Kerja sama ini diharapkan timbul inovasi-inovasi baru, membuat efisiensi sehingga batubara bisa dihilirisasi dengan skala komersial.

Dikatakan Arsal, kegiatan PTBA dengan BRIN melalui Pusat Riset Teknologi Pertambangan yang saat ini sudah berjalan, antara lain pengembangan batu bara menjadi produk lembaran anoda baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).

Adsense

“Kami siap bekerja sama dengan BRIN seoptimal mungkin. Visi kami ke depan adalah bagaimana batubara bisa dihilirasi, yang bisa memberikan manfaat optimal,” tandasnya.

Menanggapi sambutan tersebut, Hendrian berharap, inovasi dari periset BRIN bisa membuat terobosan baru untuk hilirisasi batubara dan produk lainnya. Menurutnya, kerja sama ini dapat lebih dieksplorasi dengan pusat-pusat riset lainnya di BRIN.

Tidak hanya aspek teknis substantif, Hendrian juga membuka peluang kerja sama lebih luas, diantaranya pemanfaatan fasilitas riset dan infrastruktur BRIN.

“Kalau nanti ada kecenderungan untuk berkolaborasi dalam hal pemanfaatan bersama fasilitas riset, kami tentu bisa membantu PTBA untuk melakukan kontak dengan Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi,” jelasnya.

Dia juga menjelaskan beberapa skema di BRIN yang bersifat terbuka, antara lain skema alih dan audit teknologi. “Jadi kalau terkait dengan aspek keekonomian, bisa memanfaatkan skema ini,” lanjutnya.

Kemudian, terdapat skema pengujian produk inovasi, termasuk produk inovasi teknologi. “Skema ini bisa dimanfaatkan untuk memastikan bahwa hasil yang menjadi kerja sama kita tidak sekadar scientifically proven, tetapi juga memenuhi standar yang diperlukan pasar, kemudian syarat-syarat yang ditentukan regulator, dan sebagainya,” tambahnya.

BRIN juga memiliki pemanfaatan data yang diproduksi dari remote sensing (penginderaan jauh), yang bisa menjadi bagian untuk dimanfaatkan.

Adapun kerja sama ini meliputi riset dan pengembangan, kajian teknologi energi dan industri berbasis batubara; riset dan pengembangan, kajian teknologi dan industri bidang energi baru dan terbarukan; pendampingan, memberikan masukan dalam pengkajian, pemilihan dan penerapan teknologi energi dan industri; pemanfaatan bersama sarana dan prasarana yang dimiliki kedua pihak; pertukaran personil dan/atau tenaga ahli; dan kegiatan lainnya yang dibutuhkan dan berdasarkan kesepakatan kedua pihak.

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More