iTechMagz.id – BPJS Kesehatan terus berkomitmen meningkatkan kualitas dan mutu layanan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan menghadirkan beragam inovasi untuk memberikan kemudahan bagi peserta JKN dalam mengakses layanan yang mudah, cepat dan setara. Terakhir, BPJS Kesehatan meluncurkan inovasi i-Care JKN yang dapat digunakan fasilitas kesehatan untuk melihat riwayat pelayanan kesehatan peserta selama satu tahun terakhir.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti mengatakan, hadirnya inovasi i-Care JKN ini merupakan wujud nyata BPJS Kesehatan dalam memberikan layanan berkualitas bagi peserta JKN. Dengan adanya akses terhadap riwayat pelayanan kesehatan peserta JKN, diharapkan dokter dapat memberikan layanan yang lebih cepat dan tepat.
“Inovasi i-Care JKN merupakan salah satu terobosan untuk meningkatkan mutu layanan kepada peserta yang memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antar dokter untuk memberikan perawatan komprehensif kepada peserta JKN. Dengan hadirnya i-Care JKN, rekam medis cukup di dalam genggaman tangan. Jangan khawatir, tentunya ada username, password dan juga informed consent,” katanya dalam Kegiatan Rapat Koordinasi Nasional MPKU Muhammadiyah dengan tema ‘Sinergi untuk Kesehatan Berkemajuan’ yang diselenggarakan di Kulon Progo, Sabtu (02/09/2023).
Dia menjelaskan, saat ini pihaknya telah menggencarkan tranformasi mutu layanan yang mudah, cepat dan setara. Mudah artinya peserta cukup menunjukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tercantum pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) saat berobat ke fasilitas kesehatan. Cepat yakni dapat memanfaatkan antrean online untuk mengakses layanan kesehatan karena antrean dapat dilakukan dari mana saja. Setara menunjukkan tidak adanya diskriminasi ataupun perbedaan layanan antara peserta JKN dengan peserta non JKN.
“Saat ini akses layanan kesehatan dalam Program JKN tidak hanya diperuntukkan bagi orang sakit saja. Peserta JKN dengan kondisi sehat dan prima pun dapat memantau kondisi kesehatannya secara mandiri. BPJS Kesehatan menghadirkan layanan skrining riwayat kesehatan yang dapat diakses melalui beberapa kanal, di antaranya Aplikasi Mobile JKN ataupun website resmi BPJS Kesehatan,” terang Ghufron.
Dirinya juga menjelaskan bahwa dengan skrining riwayat kesehatan, FKTP juga dapat melakukan profiling penyakit peserta terdaftarnya, sehingga dapat membantu dalam melakukan tata laksana penyakit sedini mungkin kepada peserta. Hal ini sesuai dengan peran FKTP sebagai gatekeeper dan care coordinator dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan bagi peserta.
“Peserta JKN yang telah melakukan skrining riwayat kesehatan sampai dengan 19 Agustus 2023 sebanyak 18,3 juta. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap peserta tersebut, 1 persen memiliki potensi risiko diabetes melitus, 8 persen hipertensi, 4 persen risiko jantung coroner, 1,3 persen risiko gagal ginjal, dan 3 persen paspsmear positif,” jelas Ghufron.
Program skrining riwayat kesehatan ini telah dilaksanakan sejak tahun 2015, dan selalu meningkat sepanjang tahun. Hal tersebut lantaran sangat membantu peserta untuk mengetahui potensi risiko penyakit kronis, meliputi diabetes melitus, hipertensi, ginjal kronik dan jantung koroner, sedini mungkin sehingga dapat dicegah agar tidak terjadi penyakit. Peserta dengan hasil skrining riwayat kesehatan berisiko telah mendapatkan Whatsapp Blast untuk segera berkonsultasi ke FKTP.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Azhar Jaya menyampaikan jika di Kementerian Kesehatan akan melaksanakan enam transformasi yaitu transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan nasional, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan dan transformasi teknologi kesehatan.
“Pada transformasi layanan primer, kami akan melakukan transformasi di bidang edukasi dahulu, pencegahan primer, kemudian pencegahan sekunder dan peningkatan kapasitas dan kapabilitas pelayanan primer. Jadi era sekarang, Menteri Kesehatan lebih fokus pada kegiatan promotif dan prevetif. Lalu transformasi layanan sekunder, kami akan berusaha meningkatkan akses mutu layanan sekunder dan tersier,” ungkap Azhar.
Di bidang edukasi, dilakukan penguatan peran kader, penguatan kampanye dan penggunaan platforms edukasi terintegrasi. Pihaknya juga akan melakukan promotif preventif dengan standar pelayanaan misalnya ANC menjadi enam kali, termasuk dua kali USG dengan dokter. Lalu skrining 14 penyakit prioritas, peningkatan imunisasi menjadi 14 jenis antigen, pelaksanaan intervensi spesifik untuk penurunan stunting.
Comments are closed.