Bio Farma Perkokoh Ekspansi di Global Healthcare Lewat Sejumlah Inovasi

814

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech — Sebagai induk Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) akan semakin kokoh di industri Global Healthcare dengan bergabung dalam Global Standard 1 (GS1). Baru-baru ini, Bio Farma bahkan telah didapuk menjadi jajaran board member GS1 Indonesia.

Sebagai informasi , GS1 merupakan organisasi non profit berskala multinasional yang memilliki sistem sebagai sarana mengidentifikasi produk/jasa dari Indonesia agar mempunyai daya saing dan menggunakan standar global. Tidak hanya itu, setiap produk dari Bio Farma juga akan memiliki Global Trade Item Number (GTIN) atau nomor barang dagang global, yaitu ID unik sebuah produk yang diakui secara internasional.

Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, kerjasama ini merupakan lompatan yang besar. Sebab, penggunaan standar GS1 ini akan berdampak positif pada sisi ekspor atau pun ketahanan kesehatan nasional.

”Ini menjadi awal yang baik untuk menatap Ketahanan Kesehatan Indonesia dan industri farmasi internasional,” papar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, Jumat (10/2/2023).

Honesti juga mengungkapkan bahwa, pandemi telah mengubah semuanya. Termasuk tatanan hidup masyarakat yang didalamnya juga termasuk bidang kesehatannya. Dulu, Indonesia masih kesulitan untuk mengidentifikasi masalah Kesehatan. Sebab, tidak memiliki data dan angka pasti.

”Dengan digitalisasi, Bio Farma bisa mendistribusikan 400 juta dosis vaksin, ke 17 ribu pulau di Indonesia secara realtime, by name, by address hingga kapan vaksin tersebut disuntikkan ke penerima,” ungkap Honesti.

Hal ini menjadi bukti, jika Bio Farma tidak hanya sekuat tenaga mendistribusikan vaksin tapi juga menyajikan data yang lengkap ke pemerintah dalam pendataan Kesehatan penduduk Indonesia.

Disamping itu, Direktur Transformasi dan Digital Bio Farma, Soleh Ayubi, juga menyampaikan bahwa kerjasama yang dijalin dengan GS1, sejalan dengan objektif Bio Farma untuk semakin berperan dalam industri global healthcare. Dengan Global Trade Item Number (GTIN), Bio Farma akan lebih mudah memastikan aktivitas ekspor ke berbagai negara secara aman dan terpercaya karena memiliki penomoran yang spesifik sehingga produk dan layanannya tidak dapat dipalsukan. Sebab, WHO pada 31 Desember 2021 sudah mewajibkan seluruh industri untuk menerapkan standar GS1.

”Standarisasi global di GS1 ini menjadi rujukan dunia untuk 115 negara yang sudah terasosiasi. Terlebih lagi, WHO tidak hanya mewajibkan negara industri yang mengekspor, tapi negara penerimanya pun menerapkan standar yang sama,” urainya sambil menambahkan, Bio Farma sudah menerapkan standar GS1 sejak 2015.

Soleh Ayubi memaparkan, penggunaan standar GS1 salah satunya diaplikasikan pada kemasan vaksin Sinovac yang dilengkapi dengan barcode GS1. Barcode tercantum pada semua kemasan, baik itu kemasan vaksin primer, sekunder, maupun tersier.

“Sistem ini, ditambah dengan penggunaan IoT pada platform Medtrack, membantu Bio Farma melacak secara real time pengiriman ke seluruh penjuru daerah di Indonesia serta memastikan keaslian produk vaksin yang diterima oleh masyarakat,” urainya.

Dari data dan informasi yang terekam pada sistem, kata dia, memungkinkan Bio Farma untuk mengantisipasi vaksin kedaluwarsa dan memonitor suhu. Sehingga dapat segera dilakukan penyusunan strategi untuk mempercepat konsumsi atau relokasi pengiriman ke wilayah yang lebih membutuhkan. Selain itu, jika terdapat kejadian yang tidak diinginkan, Bio Farma dapat segera memfasilitasi penarikan vaksin secara tepat waktu.

“Saat ini Bio Farma telah berhasil mendistribusikan 125+ juta dosis vaksin Sinovac dan 350+ juta dosis vaksin lainnya ke 600 titik distribusi di seluruh Indonesia. Ke depannya, standar GS1 ini akan diterapkan untuk pendistribusian produk highly-regulated seperti obat, alat kesehatan, pupuk subsidi, dan LPG subsidi.” pungkas Soleh Ayubi.

Adsense

Sementara itu, kiprah Bio Farma dalam global healthcare ini juga dengan menempatkan wakilnya Vice President Distribusi dan Layanan Penjualan PT Bio Farma, Yudha Bramanti sebagai board member GS1 Indonesia, Rabu (1/2/2023). ”Mudah-mudahan ini menjadi kolaborasi yang lebih baik lagi ke depan. Harapan besarnya, Bio Farma makin maju lagi memainkan peran lebih besar di nasional dan pasar global dan,” tegas Yudha.

Dengan kerjasama ini, kata Yudha, Bio Farma bisa mendorong implementasi standarisasi internasional ke grup BUMN Farmasi. Dan menyosialisasikan standar ekosistem healthcare yang sama di pemerintahan.

Inovasi Digital Bio Farma 

Tak hanya kerja sama untuk meningkatkan ekspansi bisnis, Bio Farma juga telah meluncurkan Marketplace berbasis web dengan nama Medicine Distribution Business Zone atau Medbiz by Bio Farma, pada 31 Januari 2023 lalu.

Direktur Transformasi & Digital Bio Farma, Soleh Ayubi membuka rangkaian acara Grand Launching MEdbiz (Dok : Bio Farma)
Direktur Transformasi & Digital Bio Farma, Soleh Ayubi membuka rangkaian acara Grand Launching MEdbiz (Dok : Bio Farma)

Medbiz merupakan bukti transformasi digital yang akan menjadi marketplace end-to-end untuk distribusi produk obat-obatan dan alat kesehatan. Pembuatan Medbiz ini, sejalan dengan tujuan pembentukan Holding BUMN Farmasi, yaitu untuk menciptakan inovasi bersama dalam penyediaan produk farmasi yang terintegrasi, cepat dan efisien  untuk mendorong terciptanya ekosistem kesehatan berbasis digital di Indonesia.

Direktur Transformasi dan Digital Bio Farma, Soleh Ayubi menyampaikan “Hari ini kita launching beberapa produk yang luar biasa dan revolusioner, yang kita harapkan menjadi new revenue stream untuk Bio Farma. Tapi yang terpenting adalah produk yang kita launching hari ini dapat menjadi solusi kesehatan bagi masyarakat Indonesia dan Global”.

“Yang kita lakukan itu bukan sekadar digitalisasi, tapi merevolusi cara kita berjualan di industri farmasi. Kita meng-encourage Bapak dan Ibu yang memiliki Klinik, Apotik, dan Rumah Sakit untuk mendaftar di MedBiz, kemudian dibantu cara membelinya dengan didampingi oleh sales person kita. Begitu ini sudah berjalan normal, next stage-nya adalah Bapak dan Ibu hanya perlu mengorder obat-obatan secara langsung melalui MedBiz tanpa perlu didampingi” ujar Soleh Ayubi.

“Ada dampak positif dari adanya MedBiz, bagi kami Bio Farma Group ataupun nanti yang akan bergabung, dengan menggunakan MedBiz Bapak dan Ibu dapat saving sekitar 20% dari waktu yang biasanya dipakai untuk mengurusi sales, yang nantinya bapak ibu dapat menggunakan 20% waktu itu untuk mencari client baru. Tapi kita tidak akan berhenti di sini, we gonna continue, we’ll not stop here” urai Soleh Ayubi.

Hingga kini, Medbiz memiliki 3 distributor resmi yaitu Bio Farma, Kimia Farma, dan Indofarma.  Ketika baru berjalan sekitar  5 bulan, sudah terdapat 11 distributor di area Bandung, Jabodetabek dan Purwokerto dengan 100 buyer yang terdaftar di Medbiz.

Pencapaian Medbiz sejak bulan September 2022 hingga Desember 2022, telah berhasil mencapai  3807 transaksi di Medbiz dengan 3309 customer yang sudah mendaftar dan 56 jumlah distributor  yang sudah tersebar di seluruh area Indonesia mulai dari Aceh sampai ke Papua.

Dengan kekuatan Healthcare ekosistem yang dimiliki Holding BUMN Farmasi dan komitmen dari semua entitas untuk mengimplementasikan aplikasi ini, diharapkan akan menjadi solusi untuk memudahkan proses pengadaan obat, alat kesehatan dan produk kesehatan lainnya.

Kolaborasi dengan SIRCLO

Sebagai One Stop Medical Supplies, Medbiz menghadirkan beragam fitur baik di laman resmi maupun aplikasi untuk membantu para penyedia jasa farmasi dalam menjelajah lebih banyak kategori produk dan pilihan distributor resmi. Kehadiran fitur-fitur tersebut merupakan hasil dari konsultasi yang dilakukan dengan ICUBE by SIRCLO, serta personalised solutions yang ditawarkan oleh Swift by SIRCLO.

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More