KORIKA Terima Kunjungan dari Universitas of AI MBZUAI dan IMACS

170

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, ITECH– Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA) menerima kunjungan dan silaturahmi dari Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence (MBZUAI) Uni Emirat Arab bersama dengan perwakilan dari The Institute For Malaria and Climate Solutions (IMACS) di kantor KORIKA, Jakarta pada Jumat (10/1/2023).

Dalam pertemuan itu, hadir Ketua Umum KORIKA Prof Hammam Riza. Sedangkan dari MBZUAI di wakili Dr. Hosni Ghedira selaku Director of Engagement Services MBZUAI dan Kushik Sarkar, Direktor-in-Charge of Malaria No More India, IMACS. Dalam keterangannya, Prof Hammam Riza, pertemuan tersebut dalam rangka menjajaki kolaborasi dalam sebuah bagian dari upaya membangun ekosistem  kolaborasi  kuad helix yang ada di KORIKA yaitu government, universitas kemudian juga industri dan komunitas lainnya.

Adsense

“Dalam hal ini, tujuannya untuk memajukan kecerdasan artifisial dalam bidang Kesehatan. Kami pun telah berdiskusi dan menjajaki keseluruhan aspek pelaksanaan dari upaya membangun  sebuah tool kit atau system cerdas yang berbasis pada dampak yang ditimbulkan dari  perubahan iklim (climate change) untuk pengentasan penularan penyakit  Malaria Indonesia,” katanya

Selain itu, prediksi penyakit Malaria dan penyakit  menular lainnya,  berbasis perubahan iklim ataupun cuaca  dengan parameter  menggunakan teknologi  machine learning dan data science  sehingga  dapat digunakan dalam perencanaan  untuk melakukan tindakan intervensi  sejak dini terhadap merebaknya endemik Malaria dan penyakit menular lainnya  di berbagai daerah di Indonesia  . Tentunya hal ini sejalan dengan sistem yang sudah berjalan di kementerian kesehatan dan institusi  lainnya yaitu Program Satu Sehat.

Sementara itu, Dr Sarkar, mengatakan, “IMACS memiliki banyak peluang untuk mengatasi atau memberantas penyakit Malaria yang ditimbulkan dari perubahan iklim. Melalui pusat keunggulan AI ini, kami melakukan upaya inovatif untuk memerangi penyakit yang sensitif terhadap perubahan iklim melalui pendekatan teknologi kecerdasan buatan atau AI. Intinya  adalah bagaimana membangun ketahanan iklim dalam sistem kesehatan global. (red)

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More