Enny Sabet Fulbright Visiting Scholar Program 2022

31

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech- Peneliti dari Pusat Riset Rekayasa Genetika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Enny Sudarmonowati sukses menyabet Fulbright Visiting Scholar Program (FVSP), sebuah program paling bergengsi yang didanai pemerintah Amerika Serikat.

FVSP merupakan penghargaan bagi para doktor atau profesor internasional yang belum pernah menjalin kerja sama riset, melakukan kolaborasi, dan memberi kuliah di perguruan tinggi Amerika untuk periode paling lama enam bulan.

Doktor lulusan University of Bath Inggris tahun 1991 ini menceritakan, penghargaannya bermula dari saling ketertarikan dengan salah seorang mitranya, Profesor Ilya Raskin dari Rutgers University, New Jersey, untuk melakukan kolaborasi riset terkait tanaman tropis yang dapat menghasilkan senyawa aktif untuk kesehatan dengan pendekatan terintegrasi.

Penelitian faktor fisik akan berpengaruh terhadap kandungan, serta gen yang mengatur dan ekspresi gen yang mendasari. Tanaman dengan kandungan komponen penting tertinggi dilengkapi dengan informasi genetiknya akan diperbanyak di Indonesia. Nantinya, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan Indonesia, terutama untuk industri dan petani.

Selain itu, Enny ingin memperluas jaringan dengan mengikuti FSVP. Selama ini perempuan yang pernah meraih penghargaan “100 Peneliti Perempuan Berprestasi Tahun 2011” lebih fokus menjalin kerja sama dengan Jepang, Inggris dan negara Eropa, seperti Belanda dan Belgia. Kerja sama riset dengan institusi di Amerika hanya sebatas mengundang pembicara di konferensi internasional dan belum pernah melakukan penelitian bersama.

“Diharapkan kerja sama ini dapat berkembang dan mempercepat dihasilkannya varietas unggul dengan pendekatan terintegrasi. Kerja sama dengan Rutgers University juga dapat diacu banyak pihak, mendorong peluang pendanaan lain, karena keberhasilan memperoleh Fulbright Grantee merupakan prestasi tinggi, bahkan bagi pihak Amerika sendiri,” ungkap Profesor Riset bidang Bioteknologi Tanaman ini,

Enny akan menjalankan program ini selama 5.5 bulan, mulai 1 September 2022 hingga Februari 2023. Bidang riset yang akan dikembangkan terkait biologi molekuler. Fokus riset untuk perbaikan sifat tanaman, dikombinasikan dengan teknologi radiasi, termasuk beberapa teknologi omics yaitu transkriptomik dan metabolomik, serta teknologi propagasi yang paling sesuai.

Untuk tanaman tropis yang dipilih dalam penelitian adalah cabai merah. Tanaman ini terpilih karena memiliki siklus hidup pendek, bernutrisi, mengandung senyawa penting untuk kesehatan, banyak dikonsumsi di Indonesia dan daerah tropis lainnya, juga bernilai ekonomi tinggi.

Adsense

Selain mengandung vitamin C, cabai merah juga mengandung vitamin E atau tokoferol dan capsaicin yang menimbulkan rasa pedas. Menurut Enny, kandungan lainnya belum banyak diteliti dan dimanfaatkan.

“Melalui studi untuk mengetahui gen yang meregulasi tingginya kandungan penting dan ekspresi gen-nya, maka dapat meningkatkan kandungan senyawa yang diminati. Selain jenis dan intensitas cahaya dalam kultur in vitro, juga dilakukan radiasi untuk melihat efeknya dalam peningkatan kandungan dan kaitannya dengan ekspresi gen,” paparnya.

Dengan mengikuti program FSVP, Enny meyakini akan banyak mendapatkan manfaat bagi bidang penelitian yang ditekuni. Selain menghasilkan varietas unggul baru, ia dapat mengetahui relasi kandungan bahan aktif tergantung perlakuan cahaya dan radiasi, serta mengetahui ekspresi gen yang mengatur kandungan serta kandungan penting lainnya.

Program ini juga dapat menjadi model riset lintas disiplin dan teknologi, antara lain biologi molekuler, teknologi transkriptomik, metabolomik dan teknologi perbanyakan, sehingga dapat menjadi terobosan riset terintegrasi.

Harapan Enny, capaian yang diperolehnya kelak dapat memajukan pertanian Indonesia dan menularkan kemampuan ke masyarakat dan peneliti lain dalam penggunaan teknologi dan pendekatan yang pernah dilakukan. Nantinya, upaya berbagi ilmu pengetahuan akan dilakukan terutama di Indonesia Timur dengan melibatkan perguruan tinggi.

Sebagai informasi, perempuan yang aktif menjadi peneliti sejak 1986 telah banyak melakukan riset menggunakan marka molekuler. Sebagai peneliti, Enny telah menghasilkan publikasi ilmiah lebih dari 208 (114 diantaranya berbahasa Inggris), dua paten (granted), tiga paten terdaftar dan empat Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).

Beberapa penghargaan pernah diraih, diantaranya “Woman of The Year”, “Best Invertor Award”, dan “113 Inovasi Terbaik Indonesia Tahun 2021”. Keterlibatannya pada beberapa organisasi internasional dan nasional juga sangat aktif, bahkan pernah menduduki jabatan strategis. (Sumber brin.go.id)

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More