Itech Jakarta – ASDP kini terus mengembangkan portopolio bisnis yang dilayaninya. Dari kantor pusat di Jakarta, ASDP bukan hanya fokus mengembangkan layanan bisnis jasa di bidang kepelabuhanan dan pelayaran. Perusahaan ini mulai mengembangkan bisnis di bidang property dan pariwisata yang prospeknya cukup menjanjikan.
Hingga tahun 2020, ASDP memiliki 4 kantor regional dan 29 kantor cabang untuk mengelola 34 pelabuhan penyeberangan di seluruh Indonesia. Kinerja perusahaan pelat merah ini makin kinclong. ASDP meraih laba bersih positif, tumbuh, dan jauh dari beban utang. “Dalam dua tahun kami memang melakukan transformasi ASDP. Dalam dua tahun ini, kami melakukan beberapa eksekusi dan memperkuat dengan perbaikan di berbagai lini bisnis,” ungkap Ira Puspadewi, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry saat itu di Jakarta.
Menurutnya, mengelola bisnis ASDP memang tak mudah karena cukup unik dan menantang. Dari sisi aset yang dikelola, cukup kompleks. Sebagai pembanding, Pelindo merupakan BUMN yang mengelola pelabuhan dan PT Pelni mengelola kapal, sedangkan ASDP mengelola dua-duanya, kapal dan pelabuhan. “Kami sekarang mengelola 35 pelabuhan dan 151 kapal milik sendiri, dan 52 kapal milik swasta yang dikelola oleh ASDP. Ini sebuah terobosan yang sama sekali baru, karena baru kali ini pihak swasta mempercayai kami mengelola armadanya,” tutur Ira.
Belum lagi, sebagian besar kapal yang dikelola ASDP merupakan kapal roro pax, mengangkut kendaraan dan orang yang butuh treatment tersendiri karena memang lebih demanding. Dari sisi bisnis, dalam mengejar revenue dan profit, ASDP tidak bisa sembarang membuat kebijakan, termasuk menaikkan harga. Sebagai BUMN, Pelayanan sosial ke masyarakat termasuk di daerah 3T juga harus dijalankan. Tak berlebihan jika disebut, manajemen ASDP bak mendayung diantara karang dan badai.
Untuk mengejar profit dan menutup biaya, perusahaan lain bisa dengan mudah menaikkan harga sehingga ada margin sisa. Namun hal ini tidak bisa dilakukan ASDP, karena bisnis penyeberangan ini sangat regulated, dan tarif ditentukan oleh pemerintah. “Ketika musim Lebaran misalnya, ketika moda transportasi lain ada tarif tuslah untuk menutup arus balik yang biasanya kosong muatan. Sementara, kapal penyeberangan tidak menerapkan tarif tuslah,” kilah Ira.
BUMN, ASDP juga mengemban fungsi agent of development. Perusahaan bukan semata-mata mengejar profit tapi juga melayani masyarakat bahkan menjadi kepanjangan tangan Pemerintah. Ira mencontohkan, ada salah satu jalur penyeberangan yang dilayani kapal feri ASDP di wilayah Indonesia Timur yang sebenarnya secara bisnis tidak untung. “Tapi kami tidak bisa stop begitu saja karena kalau kapal kami tidak berlayar tiga hari saja, harga telur dan kebutuhan pokok di pulau itu bisa naik tiga kali lipat, sehingga kami harus terus berlayar,” papar Ira.
ASDP Harus Inovatif ?
Pengelolaan dan pelayanan penyeberangan di bawah ASDP termasuk Pelabuhan Merak, Banten perlu terus ditingkatkan pelayanan untuk mengantisipasi persaingan global. Dinamika di dunia bisnis serta ekspektasi masyarakat pengguna jasa yang terus berkembang harus bisa diantisipasi dengan baik oleh BUMN yang dipimpin Ira Puspa Dewi ini.
Jauh sebelum pandemi, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kemenhub Budi Setiadi sebagai regulator dan pembina teknis ASDP mengatakan dengan dinamika yang terjadi saat ini dimana persaingan global akan semakin ketat, perlu ada terobosan yang dilakukan dalam bidang penyeberangan.
“Peningkatan keselamatan dan pelayanan adalah suatu keharusan. Tadi saya sudah mendengar penjelasan dari PT ASDP pada tahun 2018 fasilitas tambahan Dermaga 6 Eksekutif sudah selesai dan bisa digunakan secara maksimal. Ini sesuatu hal yang bagus. Jadi nanti masyarakat akan dilayani dengan fasilitas premium,” jelas Dirjen Budi di Jakarta.
Dirjen Budi juga memberi perhatian pada konektivitas antar moda pada pelabuhan Merak. Rencana pemerintah untuk membangun Tol TransSumatera yang berakhir di Bakauheni, merupakan upaya pemerintah dalam mencegah penumpukan kendaraan (bottle neck).
“Masyarakat selalu menginginkan kemudahan dan kenyamanan. Tugas kita untuk mewujudkan itu. Saya mengapresiasi PT. ASDP yang telah melakukan benchmarking ke negara-negara yang telah maju moda penyeberangannya seperti Hongkong, Taiwan dan kemudian diterapkan di Dermaga 6 Eksekutif,” lanjut Dirjen Budi.
Lebih lanjut, Dirjen Budi menyampaikan akan mengintensifkan komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi lain sehingga konektivitas di Pelabuhan Merak, dan lintasan penyeberangan lain di Indonesia dapat terwujud dengan lebih sempurna.
Menyikapi konstelasi bisnis seperti sekarang, manajemen ASDP terus bertransformasi dan memang butuh strategi berbeda. “Memimpin ASDP ini menuntut kecerdasan korporasi tersendiri karena nuansa agent of development-nya sangat kuat. Kami mesti tumbuh signifikan secara revenue, tapi harus memperhatikan kepentingan masyarakat banyak,” aku Dirut ASDP Ira Puspa Dewi.
ASDP mengeksplorasi sumber daya yang ada dengan strategi pengembangan yang lebih terintegasi. Maka kami melakukan strategi ambide, dimana intinya menyeimbangkan antara efisiensi di lini bisnis existing dan menggali peluang bisnis baru. Yang utama, karena tidak bisa menaikkan harga sembarangan untuk mendapatkan profit, secara internal ASDP harus memiliki proses bisnis yang efisien.
Pada tahap pertama, langkah transformasi yang dilakukan ialah mengefisienkan proses bisnis yang dimungkinkan. Yang dilakukan manajemen bukan dengan memecat banyak karyawan, tetapi dengan menerapkan proses bisnis baru yang lebih efisien di area yang masih memungkinkan. Contohnya, dengan melakukan digitalisasi proses bisnis.
Digitalisasi antara lain sudah dilakukan dengan menerapkan pola pembayaran cashless, selain mengintegrasikan sistim informasi di perusahaan sehingga menjadi berbasis digital dan serba online. “Implementasi proses bisnis digital ini tentu akan menekan peluang terjadinya kebocoran-kebocoran,” kata Ira lagi.
Menurut wanita yang pernah 17,5 tahun berkarier di Gap Inc ini, digitalisasi di ASDP bukan hanya menyangkut pekerjaan karyawan ASDP, tetapi sudah menyangkut hal-hal yang bersentuhan langsung dengan pelanggan. Misalnya, ticketing; pembayaran tiket sekarang dilakukan secara digital karena di empat pelabuhan utama (Bakauheni, Merak, Gilimanuk, dan Ketapang) telah dipasang sistem manless dengan vending machine, sehingga akurasi dan kecepatan pelayanan dapat terjamin lebih baik.
Dari sisi bisnis, transformasi dilakukan dengan melakukan eksplorasi dan menggarap berbagai peluang bisnis baru yaitu Logistik dan Pariwisata. Yang terkait dengan perkapalan, ASDP kemudian masuk di bisnis logistik pengangkutan barang. “Kami tidak berharap kenaikan revenue secara signifikan dari kenaikan penyeberangan penumpang karena sangat dibatasi. Yang kami lakukan adalah memperkuat pengangkutan barang atau logistik,” Ira menjelaskan.
Kini ASDP tidak hanya menyediakan space di kapal-kapal yang sudah ada agar bisa sekaligus menyeberangkan barang. Tetapi juga menghadirkan kapal-kapal kargo khusus untuk membawa barang seperti ternak (sapi, dll), sayur-mayur, dan semen. Secara tak langsung ini menunjukkan ASDP sudah berpartisipasi dalam menjalankan program tol laut. Selain itu, ASDP juga menjadi operator Kapal Tol Laut yang melayani beberapa trayek terutama di kawasan timur Indonesia (KTI).
BRI bersama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk meluncurkan integrasi Platform PeduliLindungi pada layanan pemesanan tiket kapal feri melalui Agen BRILink. Sebelummya, ASDP sudah mengembangkan asuastem pembayaran yang cashless atau e money melalui akses ke layanan online Ferizy.
“Masyarakat pengguna jasa akan semakin aman, cepat, dan nyaman saat membeli tiket feri, khususnya pengguna jasa penyeberangan di lintasan Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk. Sejak 19 Juni 2021, pemesanan tiket penyeberangan Pelabuhan Merak, Bakauheni, Ketapang, dan Gilimanuk dapat dilayani Agen BRILink secara pre-journey,” kata Direktur Jaringan dan Layanan BRI, Arga M. Nugraha.
Calon penumpang mendapat kemudahan dalam akses pembelian tiket kapal feri melalui Agen BRILink. Mereka juga mendapatkan kepastian harga dan biaya admin yang seragam, serta dapat terhindar dari pungutan liar. Arga mengatakan, pengguna jasa dapat lebih mudah memperoleh tiket, khususnya mereka yang masih belum memiliki akses ke layanan online Ferizy.
Pengguna jasa kapal, juga dapat melakukan check-in akses pada platform PeduliLindungi untuk mengukur pergerakan sosial masyarakat dengan menggunakan feri. “Kami ingin membantu pemerintah dalam mengukur dan menekan pergerakan warga di tengah gelombang Covid-19. Terlebih saat ini terdapat varian Covid-19 yang baru, scan melalui platform ini akan mempermudah tracking, pengamatan dan pencegahan penyebaran Covid-19 dan timbulnya gelombang baru,” tambah Arga.
Bersaing Dengan Dirinya Sendiri
Manajemen ASDP ke depan tak boleh diam apalagi berpuas diri dengan capaiannya sekarang. Tantangan bisnis terus berkembang dan tuntutan pengguna juga kian lengkap dan kompleks. Semua ini harus dijawab dengan pelayanan prima, profesional dan harga bersaing.
Beroperasinya Tol Trans Sumatera yang melengkapi Tol TransJawa yang sudah ada sebelumnya akan mempengaruhi konstelasi bisnis penyeberangan. Kini, hubungan antara Jawa dan Sumatera atau sebaliknya kian mudah dan banyak pilihan. Dulu orang lebih mengadalkan moda transportasi udara karena lebih cepat dan efisien. Kini persepsi itu mulai bergeser.
Orang bisa naik bus/ mobil pribadi dan menyeberang ke Sumatera dengan kapal Ferry Merak-Bakauheni. Kemudian berlanjut menyusuri Tol TransSumatera yang lebih enak, cepat dan nyaman. Untuk partai besar, seperti satu keluarga misalnya, dan bukan tujuan darurat maka jelas lebih efisien naik mobil sendiri. “Biaya lebih ringan, dan kapasitas besar. Dan waktu sampai hampir sama dengan naik pesawat,” kata Khaerani Iman, warga Palembang kepada BisnisNews.id.
Dia bersama keluarga kemarin harus pulang karena orang tua sakit keras. Sementara, dia harus menunggu adiknya yang akan bersamaan. Selama masa PPKM kemarin, penerbangan ke Palembang hanya sekali dan adanya sore hari dan tentunya lebih mahal. “Atas pertimbangan tersebut, akhirnya diputuskan untuk naik kendaraan sendiri bersama keluarga,” aku Iman, sapaan akrab dia.
Kasus seperti Iman dan keluarganya mungkin akan banyak dialami warga Sumatera yang tinggal di Jakarta atau sebaliknya yang akan bepergian. Bahkan, salah satu pegawai kantor UPT Kemenhub di Palembang mengaku, setelah beroperasinya Tol TransSumatera, kita tak lagi mengandalkan pesawat terbang. “Jika ada perjalanan dinas ke Jakarta, kita bisa jalan bersama-sama naik mobil sendiri. Lebih murah, efisien dan waktunya tempuh hampir sama,” aku Dio, salah satu ASN Kemenhub itu.
Konsekuensinya, layanan penyeberangan di Merah-Bakauheni juga harus lebih baik, cepat dan efisien. Jadwal perjalanan kapal dari Merak atau Bakauheni harus terus diperbaiki, dengan on time performance (OTP) yang lebih baik. Dengan begitu, memberikan jaminan kepastian dan pelayanan lebih baik dan memuaskan kepada pelanggannya. Dan selama pandemi ini, ASDP harus bisa menjamin protokol kesehatan diberlakukan secara maksimal.
Sementara, untuk angkutan logistik ASDP juga harus lebih prefer, dan bisa memperbaiki pelayanan. Apalagi kini ada trayek long distance farry (TDF) atau penyeberangan jarak jauh yang nota bene dilayani ASDP atau perusahaan mitranya yang lain. Saat ini, sudah ada LDF yan melayani trayek Tanjung Priok-Panjang, bahkan Patimban – Panjang. Keduanya bisa menjadi kompetitor ASDP khususnya di lintas Merak-Bakauheni.
Kondisi serupa juga terjadi untuk lintasan Ketapang-Gilimanuk, yang menghubungkan Jawa dengan Bali bahkan ke Lombok NTB. Kini sudah mulai dibuka LDF yang melayani Tanjung Perak-Lombok NTB, atau Tanjung-Gilimanuk/ Bali. Operator Kapal yang melayani termasuk ASDP serta perusahaan penyeberangan lain dibawah naungan Gapasdap. Dengan begitu, ASDP harus bisa bersaing dengan dirinya sendiri yang lebih baik.
Dari perspektif ini, manajemen ASDP Indonesia Ferry harus bisa bermain cantik. Bagaimana operasional penyeberangan Merak-Bakauheni atau Ketapang-Gilimanuk berjalan optimal.Tapi, LDF yang mereka Layani atau dilakukan operator lain juga berkembang dengan baik. Semua sama-sama untung dan bisa memberikan pelayanan yang terbaik dan efisien.
Zaman memang sudah berubah dan tantangan juga berbeda. Bagaimana ASDP sebagai BUMN dan lokomotif pembangunan khususnya dalam mendorong pergerakan ekonomi dan logistik nasional tetap berkembang dinamis. Barat kapal, ASDP harus bisa berlayar dengan selamat diantara karang dan badai yang bisa datang sewaktu-waktu.
MAN
Baca juga : INKA – Dikti Ristek Kembangkan Kendaraan Listrik
Comments are closed.