Singapura, Itech – UOB Group yang berfokus pada ASEAN mencatatkan total pendapatan senilai S$9,79 miliar dengan laba bersih senilai S$4,07 miliar untuk tahun keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 (FY21). Di tengah membaiknya lingkungan operasi (operating environment) serta pertumbuhan yang sehat dari kegiatan bisnis dan belanja konsumen, UOB Group mencatatkan performa yang kuat di seluruh segmen dan kawasan selama tahun tersebut.
Pada FY21 pendapatan biaya UOB Group mencapai rekor baru sebesar S$2,41 miliar menyusul performa yang cemerlang dari layanan pengelolaan kekayaan (wealth management) dan pinjaman. Margin bunga bersih tetap stabil pada posisi 1,56% di tengah suku bunga yang rendah dan dengan pengelolaan neraca yang proaktif. Kualitas aset tetap tangguh dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang stabil di angka 1,6%.
Pendapatan Wholesale Banking UOB Group meningkat sebesar 8% menjadi S$4,39 miliar di tengah membaiknya sentimen bisnis karena waralaba klien yang kuat dari UOB Group mendorong pertumbuhan biaya dan pinjaman dari korporasi besar dan klien institusi. Pendapatan antar negara tumbuh sebesar 10% seiring dengan pulihnya dunia usaha menjelang akhir tahun serta upaya nasabah untuk terus memanfaatkan kemampuan konektivitas UOB Group di kawasan.
Pendapatan Group Retail bertahan di angka S$4,11 miliar seiring dengan pemulihan yang kuat dalam layanan pengelolaan kekayaan dan pemanfaatan kartu kredit yang membantu mengatasi dampak dari margin yang semakin menipis. Secara khusus, aset yang dikelola dari nasabah kelas atas mencapai rekor baru senilai S$139 miliar dan 57% berasal dari nasabah luar negeri yang dilayani oleh jaringan pusat pengelolaan kekayaan UOB Group di Asia Tenggara. Akuisisi yang dilakukan UOB Group baru-baru ini terhadap bisnis konsumer Citigroup di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam akan mempercepat upaya untuk meningkatkan profitabilitas melalui perluasan basis nasabah serta melalui sinergi bisnis.
Pada FY21, UOB Group mencatatkan kemajuan yang signifikan dalam strategi keberlanjutan. Selain mencapai netralitas karbon operasional, UOB Group meluncurkan sejumlah solusi pendanaan berkelanjutan dengan total portofolio pendanaan berkelanjutan yang mencapai S$17 miliar pada FY21, jauh melampaui target tahun 2023 sebesar $15 miliar. UOB Grup telah menetapkan target portofolio pembiayaan berkelanjutan baru sebesar S$30 miliar pada tahun 2025. Di bidang investasi berkelanjutan, total aset yang dikelola UOB Group dalam investasi yang berfokus pada lingkungan, sosial, dan tata kelola tumbuh menjadi S$9 miliar sepanjang tahun.
Dewan direksi merekomendasikan pembayaran dividen final sebesar 60 sen per saham biasa. Bersama dengan dividen interim 60 sen per saham biasa, total dividen untuk FY21 akan menjadi S$1,20 per saham biasa dan hal ini mewakili rasio pembayaran sekitar 49%
Wee Ee Cheong, Deputy Chairman and Chief Executive Officer, UOB, mengatakan, “Memasuki tahun ketiga dari pandemi global, lingkungan operasi secara keseluruhan telah stabil. Kami meraih peningkatan sebesar 40% dalam laba bersih untuk FY21 seiring dengan pulihnya pertumbuhan ekonomi, kegiatan bisnis serta sentimen konsumen.
“Kami percaya bahwa kita sudah melalui masa-masa yang sulit. Di Singapura, sudah terlihat tanda-tanda pemulihan pasar di mana kita melihat adanya pertumbuhan pinjaman institusional yang kuat serta rebound dalam hal belanja kartu kredit dan kegiatan pengelolaan kekayaan. Kami mencermati pemulihan yang signifikan di Asia Tenggara kendati tingkat pemilihan berbeda antar negara. Kepercayaan kami terhadap kawasan dipertegas upaya yang konsisten untuk memperdalam waralaba nasabah kami serta dalam berinvestasi pada sistem dan perangkat lunak untuk menangani sejumlah nasabah baru besar yang diharapkan, melalui akuisisi dan pertumbuhan yang organik.
“Peluang untuk mengakuisisi bisnis nasabah Citigroup di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam datang pada saat yang tepat dengan strategi tepat yang diterapkan. Dengan tunduk pada persetujuan regulator, akuisisi ini akan memperluas basis nasabah kami di empat negara tersebut. Pada saat yang sama, kami terus berinvestasi dalam berbagai kapabilitas seperti rantai pasokan, keberlanjutan, serta digitalisasi untuk memanfaatkan tren struktural yang mendorong pertumbuhan di kawasan. Neraca keuangan kami yang kuat, pendekatan bisnis yang terukur serta kualitas aset yang tangguh akan menempatkan kami untuk meraih peluang-peluang baru di tengah upaya pemulihan di kawasan. (red)
Comments are closed.