Pacu Ekonomi Nasional, Kemenperin Ajak Pelaku IKM Perempuan Go Digital
Jakarta, Itech– Sektor industri kecil dan menengah (IKM) telah membuktikan peran pentingnya dalam memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerja yang mendominasi di tanah air.
Jumlahpelaku IKM mencapai 4,4 juta unit usaha atau berkontribusi sebesar 99,77% dari total sektorindustri secara keseluruhan. Sementara itu, IKM mampu menyerap sebanyak 66,25% dari total 15,6 juta tenaga kerja di sektor industri.
Dari jumlah tersebut, terdapat peran besar dari para perempuan pelaku IKM. Sebanyak 47,64% dari total unit IKM dikelola oleh perempuan. Sementara itu, terdapat 48,2% tenaga kerja perempuan dari 10,3 juta tenaga kerja IKM.
“Dengan kontribusi tersebut, IKM memiliki peran cukup strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial, dan pengembangan sektor swasta yang dinamis,” kata Plt. DirekturJenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita di Jakarta, Rabu (27/10).
Reni mengatakan, dengan persentase perempuan di kalangan IKM yang mencakup ebih dari separuhjumlah unit usaha, menandakan bahwa perempuan memiliki kontribusi besar pada perekonomian Indonesia.
“Para pelaku usaha perempuan tersebut tersebardi berbagai sektor, antara lainIKM makanan, sandang, kerajinan dan lainnya. Kemudian, banyaknya jumlah tenaga kerja perempuan masih terpusat di Pulau Jawa yang mencapai 66,72%. Sedangkan dari sisi usianya, sebesar 68% berada pada rentang usia 15-49 tahun,” imbuhnya.
Pada acara webinar dengan tajuk UMKM Perempuan Go Digital, Reni menjelaskan, pelaku usaha perempuan telah berperan mengembangkan industri di daerah dengan memanfaatkan sumber daya setempat, kemudian berperan membuka lapangan kerja dan kesempatan kerja bagi para perempuan lainnya, serta meningkatkan sumber pendapatan keluarga sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan keluarga.
“Jadi, para pengusaha perempuan tentu memiliki peran strategis dalam pengembangan IKM,” ucap Reni. Dalam pengembangan IKM, lanjutnya, Kemenperin memiliki lima program yang telah dijalankan, meliputi kses pembiayaan, akses sumber bahan baku dan bahan penolong, fasilitas teknologi dan sarana prasarana produksi, peningkatan kualitas produk dan keahlian SDM, serta peningkatan akses pasar.
“Kami percaya melalui pendampingan pada lima aspek tersebut yang disalurkan pada program dan sasaran yang tepat, akan memberikan manfaat yang besar bagi penguatan daya saing IKM khususnya perempuan pelaku IKM,” tandasnya.
Menurut Reni, perkembangan era digital yang semakin pesat perlu dimanfaatkan oleh para pelaku IKM nasional untuk menjalankan usahanya agar bisa bertahan dengan menyesuaikan bisnis ke arah yang lebih produktif dan efisien.
“Sejalan hal tersebut, Kemenperin mendorong pelaku IKM, termasuk pelaku usaha perempuan untuk menerapkan penggunaan teknologi industri 4.0, salah satunya yaitu menggunakan platform digital,” ungkapnya.
Kemenperin juga menyediakan program bagi pelaku IKM agar dapat menggunakan digitalisasi yang semakin berkembang melalui e-Smart IKM, Smart Sentra, Smart Material Center, Smart Packaging Center dan Smart IKM.
“Kami terus memacu IKM untuk bisa memanfaatkan teknologi digital dalam pemasaran produk mereka, utamanya melalui e-commerce,” tambah Reni.
Program e-Smart IKM merupakan sistem database IKM yang tersaji dalam profil industri, sentra dan produk yang diintegrasikan dengan marketplace yang telah ada. Sejak diluncurkan tahun 2017, e-Smart IKM telah melatih sebanyak 13.184 pelaku IKM di seluruh Indonesia .
Beragam manfaat yang diterima peserta e-Smart IKM, antara lain workshop untuk membuka toko online, masuk ke dalam katalog e-smart IKM, akses ke berbagai program pembinaan, pendampingan pemasaran online, dan workshop bisnis digital. Saat ini program e-smart IKM telah membuat katalog online yang ada pada web www.esmartikm.id.
“Katalog online tersebut terhubung secara online dengan marketplace, social media maupun WhatsApp sehingga memudahkan konsumen menjangkau produk IKM,” jelas Reni.
Di samping itu, e-Smart IKM disinergikan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).Sinergi ini diharapkan mampu meningkatkan jumlah IKM yang onboarding, menciptakan nilai tambah bagi IKM dan meningkatkan permintaan terhadap produk IKM.
Oleh karenanya, Kemenperin proaktif mengajak seluruh pengusaha perempuan Indonesia untuk tetap optimis dalam menghadapi kendala di situasi saat ini, dengan memiliki semangat yang besar serta karya inovatif.
“Sehingga ke depannya, IKM khususnya yang dimotori oleh para perempuan Indonesia dapat semakin maju,” pungkasnya. (DAF/rilis)
Comments are closed.