Jakarta, Itech- Baru-baru ini, OPPO Research Institute merilis “6G AI-Cube Intelligent Networking” yang merupakan white paper rencana pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Sebagai salah satu pelopor teknologi yang percaya pada kemampuan AI terhadap pembangunan jaringan 6G, white paper ini membahas visi yang lebih rinci mengenai rancangan jaringan komunikasi di masa depan.
Terkait hal ini, OPPO telah membentuk tim pra-penelitian untuk melakukan studi awal terkait layanan berbasis 6G dan persyaratannya, teknologi utama, dan fitur sistem. Patrick Owen, Chief Creative Officer OPPO Indonesia mengatakan, OPPO meyakini bahwa teknologi 6G akan mengubah cara orang berinteraksi dengan AI dan memanfaatkannya sebagai teknologi yang dapat digunakan oleh semua orang.
Dengan penerapan teknologi 6G, perangkat cerdas akan menggunakan AI untuk mengunduh dan menerapkan algoritma dalam menjalankan berbagai fungsi sehingga menghadirkan pengalaman baru yang lebih luas bagi para pengguna. “Dalam waktu yang bersamaan, AI juga akan mengumpulkan data untuk pengembangan AI model yang berkelanjutan,” ujar Patrick Owen dalam keterangan pers, Kamis (15/7).
Di kesempatan yang sama, Henry Tang selaku OPPO Chief 5G Scientist mengatakan, perkembangan teknologi haruslah berorientasi pada masa depan. Menurutnya, teknologi mobile communication telah berkembang cukup pesat selama satu dekade terakhir. Penerapan teknologi komunikasi yang super cangih seperti ini diharapkan akan dimulai pada tahun 2025, dan penerapannya secara komersial diperkirakan akan dimulai pada tahun 2035.
“Melihat ke depan hingga tahun 2035, OPPO mengharapkan jumlah perangkat yang memanfaatkan teknologi AI di dunia ini akan jauh melebihi jumlah populasi manusia. Oleh karena itu, teknologi 6G sebagai teknologi komunikasi masa depan harus mampu memenuhi kebutuhan manusia dan mendukung fungsi AI lainnya. Dengan tujuan ini, kami telah melakukan studi teknis awal dan rancangan desain sistem,” kata Henry Tang.
Adapun teknologi 6G akan mengubah cara AI bekerja, belajar, berinteraksi, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari serta mampu menghadirkan solusi atas masalah yang dihadapi dalam pengembangan AI seperti data silo dan keamanan privasi pengguna. Untuk mengatasi sejumlah keterbatasan algoritma AI saat ini, white paper ini mengusulkan sumber daya AI agar dibagi ke dalam domain yang berbeda-beda.
Penempatan AI sesuai dengan tugasnya, penerapan multiple nodes, dan resources dalam jaringan 6G merupakan langkah jitu untuk membentuk domain AI dengan strategi alokasi model AI optimal dan akurat, memungkinkan resource scheduling, dan data sharing. Saat ini, dengan daya komputasi dan kapasitas penyimpanan perangkat cerdas yang terbatas, sulit untuk menerapkan algoritme AI umum yang berdaya besar.
Sementara itu, algoritme AI khusus yang mampu beropreasi dalam perangkat ini tidak dapat memenuhi kebutuhan sebagian besar pengguna yang menginginkan data yang besar. Dengan jaringan 6G, domain AI akan dapat menjalankan beberapa peran yang berbeda seperti sebagai base station, database, AI model repository, dan application server. Tidak seperti jaringan 4G dan 5G, AI yang digunakan untuk bekerja dan mengambil keputusan dalam jaringan 6G akan terintegrasi dari sisi perangkat dan sisi jaringan sehingga perangkat dapat menjalankan peran yang lebih penting. (red)
[…] Baca Juga : OPPO Rilis ‘White Paper’ Pengembangan Teknologi 6G […]