ASEAN Dorong Kerja Sama Iptekin untuk Penanganan COVID-19

45

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRINhttps://www.brin.go.id/), Laksana Tri Handoko menghadiri pertemuan Informal ke-11 Menteri Iptek ASEAN (IAMMSTI-11) secara daring, Kamis (17/6). Pertemuan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan pada program ASEAN Science, Technology and Innovation Week (ASTIW) yang dihelat oleh Thailand sebagai tuan rumah, 14-17 Juni 2021.

Mengawali pertemuan IAMMSTI-11, Y.M. Alvin Tan, Menteri Perdagangan dan Perindustrian, Singapura mengungkapkan rasa terima kasih sekaligus ucapan selamat kepada Thailand selaku tuan rumah karena telah sukses menyelenggarakan rangkaian pertemuan ASEAN COSTI-79.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Alvin juga mengingatkan bahwa kita masih berada di tengah situasi pandemi COVID-19. “Dalam satu tahun terakhir, banyak negara di dunia termasuk ASEAN masih berjuang menghadapi masa krisis pandemi COVID-19. Pandemi ini mempengaruhi seluruh aspek kehidupan termasuk bagaimana kita beraktivitas, seperti bersantap di restoran, menonton layar lebar dan kegiatan pertemuan,” tutur Menteri Alvin.

Lebih lanjut, Menteri Alvin menyampaikan rasa bangga terhadap ASEAN COSTI karena berkomitmen untuk berkolaborasi dalam menghadapi pandemi COVID-19. “Melalui kolaborasi tersebut diharapkan dapat mendorong kapabilitas negara anggota ASEAN dalam menghadapi pandemi COVID-19 dan potensi pandemi yang akan datang,” tambah Menteri Alvin.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, Riset dan Inovasi, Thailand, Y.M. Anek Laothamatas, selaku tuan rumah dan memimpin jalannya pertemuan menyampaikan apresiasi kepada COSTI Singapura yang telah mampu memimpin sektor iptekin ASEAN selama keketuaan pada periode 2020, meskipun dunia mengalami krisis akibat pandemi Covid-19.

Menteri Anek pada kesempatan tersebut juga menyampaikan pentingnya mempertimbangkan strategi untuk membawa inovasi ke tingkat yang lebih tinggi. “ASEAN COSTI sebagai badan utama untuk kerja sama lintas pilar dan lintas sektor terkait inovasi, dirasa penting untuk mempertimbangkan persimpangan inovasi melalui 5 (lima) strategi yakni (i) Enhance Health Systems, (ii) Strengthen Human Security, (iii) Maximizing Potential of Inter ASEAN Market and Broader Economic Integration, (iv) Accelerating Inclusive Digital Transformation, dan (v) Advancing Toward a Sustainable and Resilient Futures,” terangnya.

Adsense

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, selaku ketua delegasi Indonesia pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa focal point Indonesia untuk ASEAN COSTI saat ini adalah BRIN (red: sebelumnya Kemenristek/BRIN). Lebih lanjut, Handoko menyampaikan bahwa BRIN merupakan lembaga yang bertanggung jawab untuk mengintegrasikan seluruh program iptekin di Indonesia.

“BRIN juga bergerak sebagai pengaktif platform riset dan informasi untuk memfasilitasi para peneliti dan inovator Indonesia untuk bekerja sama dengan mitra nasional maupun internasional pada program penelitian dan pengembangan,” jelas Handoko.

Handoko menambahkan bahwa dalam menghadapi pandemi COVID-19, sejak awal bulan Maret 2020, para peneliti dan inovator dari pemerintah maupun swasta Indonesia telah menghasilkan berbagai riset dan inovasi, diantaranya screening and diagnostic kits, suplemen, penelitian whole genomic sequences of COVID-19, terapi, pengembangan vaksin, obat serta teknologi dan peralatan kesehatan esensial lainnya. Dalam hal ini Handoko juga menyampaikan dukungannya terhadap proyek ASEAN COVID Genomics Project dan ASEAN-Wide Anti-COVID-19 Sero-Surveillance Study sebagai kolaborasi ASEAN menghadapi Covid-19.

“Dunia saat ini telah memasuki era transformasi industri. Menghadapi hal tersebut, Indonesia telah memiliki Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial yang menjadi tonggak penerapan teknologi kecerdasan artifisial di Indonesia. Hingga tahun 2024, Indonesia akan melakukan aktifitas proyek yang mendukung sektor Pertanian, Efesiensi Energi, Keamanan Siber dan Industri Kreatif dengan implementasi teknologi kecerdasan artifisial,” terang Handoko.

Terakhir, Handoko menyampaikan bahwa Indonesia saat ini melakukan inisiatif untuk membuka semua platform penelitian untuk pengguna global, termasuk negara anggota ASEAN. Dalam waktu dekat, Indonesia akan membuka kesempatan untuk bergabung dalam global platform untuk keanekaragaman hayati, maritim dan observasi antariksa.

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More