Direktur PP-Iptek Sebut Era 4.0 Warnai Inovasi Teknologi

126

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech– Konsep Revolusi Industri 4.0, masih menjadi tema besar dan kental mewarnai pengembangan inovasi teknologi di pelbagai negara, termasuk Indonesia. Tentunya hal ini juga yang mengarahkan PP-IPTEK sebagai sebuah science center, melakukan percepatan transformasi layanan menjadi berbasis digitalisasi yang dapat memberikan inspirasi dan ide bagi generasi muda dalam berinovasi iptek.

“Fasilitas digital di PP-IPTEK dapat menjadi solusi, terhadap  masalah yang dihadapi masyarakat terutama  dalam hal pemenuhan kebutuhan untuk tetap mendapatkan IPtek, mengembangkan wawasan dan keterampilan serta proses pembelajaran sains,” kata Direktur PP-IPTEK, M. Syachrial Annas pada pembukaan  Seminar guru IPA tingkat SD, SMP, SMA dalam rangka Science For All Provinsi Banten di Pusdiklat, Puspiptek, Serpong, Kamis (17/6).

Disebutkan, seminar ini diselenggarakan sebagai salah satu upaya PP-IPTEK sebagai science center atau Pusat Sains dalam memberikan layanan alternatif masyarakat belajar dan mengakses iptek di masa krisis Pandemi COVID-19.  Seminar Guru IPA ini, mengangkat topik tentang Pembelajaran Sains melalui metode pembelajaran jarak jauh ( PJJ)

“Topik ini, kami angkat untuk memenuhi kebutuhan guru, saat ini dalam melakukan praktek IPA bagi anak didik di sekolah yang dibawakan secara virtual dengan metode yang mudah, dan bahan-bahan yang sederhana, sehingga dapat memberikan inspirasi dan ide para guru IPA untuk menciptakan model-model praktik sains di sekolah,” terangnya.

Selain itu, seminar ini akan memberikan gambaran secara umum penerapan 4.0/digitalisasi pada pembelajaran sains; Memberikan gambaran menjalankan praktik sains secara virtual melalui praktik sains yang ada di PP-IPTEK, khususnya guna mendukung proses pembelajaran, serta Memperkenalkan layanan digital PP-IPTEK kepada masyarakat secara lebih luas.

“Dari webinar ini, kami harapkan para peserta dapat terinspirasi dan muncul ide-ide dalam menciptakan praktik sains, mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas digital, memberikan masukan kepada PP-IPTEK dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran sains, baik di sekolah maupun perguruan tinggi, dan PP-IPTEK sangat siap untuk membantu dan memberikan pelayanan yang terbaik,” imbuhnya.

Syachrial menambahkan, PP-IPTEK telah mengembangkan fasilitas berbasis digital berupa Aplikasi PP-IPTEK VIRTUAL dan Program Kunjungan Virtual yang diberi nama “SCIENCE E-TRIP”. Layanan digital ini, disajikan untuk melengkapi model pembelajaran sains, sehingga anak didik dan masyarakat tetap dapat mengakses ilmu pengetahuan melalui layanan PP-IPTEK secara online/virtual.

Adsense

“Kami harap dengan pengembangan yang dilakukan oleh PP-IPTEK, termasuk beragam kegiatan sains bagi generasi muda berbasis digital, dapat disambut baik oleh masyarakat dengan lebih memanfaatkan layanan-layanan di PP-IPTEK untuk peningkatan pemahaman dan keterampilan iptek,” kata Syachrial.

“Kami juga berharap, kedepannya sekolah-sekolah di Provinsi Banten dapat lebih mengoptimalkan keberadaan PP-IPTEK, sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan pembelajaran iptek yang dibutuhkan bagi para anak didik dan guru. Ketatnya Protokol kesehatan selama berada di PP-IPTEK dan penggunaan cairan disinfectan kami lakukan secara rutin setiap hari,” ungkapnya.

Seperti diketahui penyelenggaraan Science For All (SFA) oleh PP-IPTEK, tahun ini focus di wilayah Banten dan Jawa Barat. SFA di Banten bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi/Kota/Kab di Banten selama  3 hari, yakni mulai 15-17 Juni 2021 secara tatap muka dan virtual. SFA merupakan program promosi dan publikasi iptek yang difokuskan bagi anak didik dari SD-SMA, dan pendidik melalui berbagai kegiatan iptek interaktif dan menghibur. Peserta SFA tidak hanya belajar dan meningkat pengetahuannya tentang perkembangan iptek terkini, namun juga diajak bermain melalui kegiatan-kegiatan iptek yang disajikan.

Hari pertama peserta dari Dinas Pendidkan Provinsi Banten, Dinas Pendidikan Kota/Kab di Provinsi Banten, MKKS Kota/Kab di Provinsi Banten, siswa SMP dan SMA, sekitar 1000 orang.  Hari kedua peserta dari Dinas Pendidikan  Kota/Kab di Provinsi Banten, dan siswa SD juga 1000 orang. Kemudian hari ketiga peserta dari MGMP IPA SMP di Kota/Kab di Provinsi Banten juga 1000 orang.

Kampung sains edukasi

Sementara itu, dalam seminar guru IPA tingkat SD, SMP, SMA tersebut, Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK) IPA, Kemendikbudristek, Enang Ahmadi menjelaskan mengenai Kampung Sains yang sejalan dengan visi PP-IPTEK, BRIN, kerjasama inovasi dan sinergi Dalam pelaksanaannya,  Kampung Sains, sebagai sebuah eduwisata bekerja sama dengan pemerintah daerah, terutama Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), dan masyarakat terutama para guru penggerak bidang sains yang sudah dilatih. “Saat ini, Kampung sains berada di empat daerah yakni di Garut, Sumedang, Ciamis, dan Purwakarta,” katanya.

Menurut dia, “Kampung sains itu, konsepnya kerjasama dan sinergi. Tapi yang paling penting, bahwa  hasilnya itu berdampak.  Ada inovasi dan ada produk yang dihasilkan. Jadi kalau disitu akan mengenal lebah misalnya.  Maka anak-anak itu, belajar bagaimana  lebah itu transformasinya. Katakanlah bagaimana hidupnya,  bagaimana jenis lebah,  sampai pada anak-anak itu meneliti tentang  khasiat daripada lebah itu, dan hasil dari lebah itu,  nanti bisa  dijual, bagaimana cara marketingnya. Kami sedang riset  tentang lebah yang ramah dengan anak-anak,” tutur Enang Ahmadi. (red)

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More