BSN Fasilitasi UMKM yang Produksi Alat Kesehatan

55

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech – Pandemi Covid-19 yang masih terus melanda dan terjadi saat ini, tentunya membutuhkan langkah serius seluruh pihak. Dengan keterlibatan seluruh pihak tentunya dapat membangkitkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari krisis akibat dampak pandemi dan mendukung pemulihan ekonomi nasional. Oleh karenanya, Badan Standardisasi Nasional (BSN) melakukan sejumlah aksi nyata untuk membantu mengatasi pandemi ini. Salah satunya dengan fasilitasi pembinaan UMKM yang memproduksi peralatan kesehatan.

Kepala BSN, Kukuh S. Achmad di Jakarta pada Selasa (11/05/2021) mengatakan BSN melakukan fasilitasi pembinaan UMKM untuk mendukung pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. Fasilitasi tersebut dilakukan pada industri masker, detergen cair, dan madu.

“Pelaku usaha yang berhasil meraih SPPT SNI untuk produk masker yaitu PT. Maesindo Indonesia dengan SNI EN 14683:2019+AC:2019 Masker medis – Persyaratan dan metode uji serta UMKM Baby Fynnsaas, PT. Sansan Saudaratex Jaya dan PT. Tatuis Cahya Internasional dengan SNI 8914:2020 Tekstil-Masker dari kain. Sementara pelaku usaha lainnya untuk masker medis yang masih dalam proses pembinaan yaitu PT. Kasa Husada dan PT Necessity Indonesia. Untuk masker kain, ada TERASS’IBON (Palembang), TriA Hijab (Depok), HEALTHY SOLUTION (Jakarta), Look (Jogja), serta Koperasi Bina Masyarakat (Tegal),“ terang Kukuh.

Bukti keseriusan atas diraihnya sertifikat tanda SNI ini patut diapresiasi. Dikarenakan, upaya penerapan standar sampai mendapatkan sertifikat pastinya melalui proses yang tidak mudah. Mulai dari tahapan pemahaman dan kesadaran, kebijakan pimpinan yang kuat, komitmen seluruh personel dari semua level, penyiapan sistem dan prosedur yang relevan sesuai dengan kebutuhan, serta implementasi standar yang konsisten.

Adsense

“Saya bangga akan nasionalisme mereka. Kendati SNI masker medis dan masker kain diberlakukan secara sukarela, namun mereka berkomitmen untuk menjamin kualitas produk sesuai SNI,” ujar Kukuh.

Sebagaimana diketahui, PT. Maesindo Indonesia memproduksi 4 merek masker medis yang terbagi atas dua segmentasi. Merek Jito dipasarkan untuk masyarakat umum. Sedangkan 3 merek lainnya, yaitu Solida, M-i, dan MED99 didedikasikan untuk para tenaga kesehatan. PT. Maesindo Indonesia yang berlokasi di Bantul, Jogjakarta sudah memproduksi masker medis sejak tahun 2000. Kendati sudah memiliki pangsa pasar di luar negeri, Wakil Direktur Utama PT. Maesindo Indonesia, Thomas Suji Antoro menegaskan PT. Maesindo Indonesia tetap berkomitmen untuk menerapkan SNI Masker Medis. “Kami berkomitmen untuk menjaga kualitas produk kami dengan standar yang sudah berlaku di seluruh Indonesia,” tegas Thomas.

Selain itu, beberapa aksi nyata yang lain yang sedang dilakukan diantaranya BSN juga melakukan fasilitasi pembinaan SNI 06-4075-1996 Deterjen cuci cair pada CV Be Clean yang berada di Makassar. Serta, pembinaan produk multivitamin untuk meningkatkan imun yakni SNI 8664-2018 Madu yang juga telah berhasil meraih SPPT SNI yaitu CV. Wilbi di Kampar, Riau dan Madu kuansing yang berlokasi di Kuantan Singingi, Riau.

Kukuh berharap, keberhasilan pelaku usaha yang merupakan binaan dari Kantor Layanan Teknis BSN (KLT BSN) yang tersebar di 4 wilayah di Indoensia ini bisa memberikan teladan dan inspirasi bagi pelaku usaha yang lain untuk menerapkan SNI secara sukarela, dan tentunya mensukseskan program pemerintah, bangga menggunakan produk Indonesia serta mendukung program pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19. (Red)

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More