Jakarta, Itech– Batik sebagai karya budaya adiluhung bangsa Indonesia yang telah mendunia. Namun kebutuhan lilin/malam batik untuk proses pembuatan batik sebagian besar masih mengandalkan impor. Untuk mengurangi impor malam batik, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan produk lilin/malam batik berbasis sawit.
Penggunaan lilin/malam berbahan turunan minyak sawit ini disosialisasikan BPPT dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kementerian Keuangan serta didukung Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta kepada UKM Batik. Rangkaian kegiatan serupa telah dilakukan di kota Semarang pada 16-19 Maret 2021, dan Cirebon pada 23-26 Maret 2021. Selanjutnya di Solo pada 5- 9 April 2021, sekaligus dirangkai dengan Webinar Kemitraan UKM Batik Sawit.
Kepala BPPT Hammam Riza, dalam sambutannya menyampaikan sosialisasi dan webinar ini dilakukan untuk mendorong pemanfaatan hasil riset produk turunan minyak sawit sebagai bahan industri khususnya industri batik. Turunan minyak sawit ini akan digunakan sebagai lilin/malam batik, atau sering disebut dengan parafin, yang selama ini masih impor hingga mencapai 50 persen.
Dari hasil riset yang dilakukan BPPT, lilin/malam dari turunan sawit yang dinamakan Bio-Paraffin Substitute (Bio-Pas) ini mampu menghasilkan warna lebih baik dan tidak terdapat rembesan warna yang masuk di tapak canting. Hasil pewarnaannya juga lebih tajam dan cerah karena tahan terhadap larutan alkali dan asam akibat zat pewarna sintetis.
“Inovasi Bio-Pas merupakan salah satu upaya BPPT dalam meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, khususnya sawit yang merupakan salah satu komoditi unggulan Indonesia,” tutur Hammam saat membuka Webinar Webinar Kemitraan UKM Batik Sawit pada Kamis (8/4)
Menurut Hammam, sasaran atau harapan kedepan dengan diterimanya produk tersebut oleh pasar yaitu penciptaan konsumen baru bagi minyak sawit pada sektor yang belum tersentuh, sehingga meningkatkan konsumsi minyak sawit. Selain itu, bisa membuka peluang penciptaan wirausaha baru dan lapangan kerja di bidang industri pembuatan Bio-Pas, serta semakin dikenalnya produk lilin/malam batik berbasis sawit.
Hammam berharap melalui sosialisasi ini, produk formulasi lilin/malam batik dapat diterima dan dimanfaatkan oleh para pelaku industri khususnya di sentra batik Indonesia.
Bio-Paraffin Substitute
Malam/lilin batik selama ini menggunakan formulasi parafin bersumber dari minyak bumi dan sebagian besar masih diimpor. Penggantian parafin berbasis minyak bumi (petroleum) dengan Bio-Pas yang bersumber dari minyak sawit merupakan terobosan dalam upaya mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor untuk pemenuhan produk berbasis minyak bumi.
Minyak sawit sebagai sumber bahan baku Bio-Pas merupakan produk yang terbarukan serta produksinya mampu mencapai lebih dari 50 juta ton per tahun. Minyak sawit memiliki fraksi padat stearin, biasanya dipisahkan dalam industri refinery – fraksinasi, yang berpotensi digunakan sebagai bahan baku Bio-Pas, sebagai salah satu inovasi teknologi substitusi impor parafin berbahan minyak bumi.
Pemanfaatan Bio-Pas oleh industri batik nasional diperkirakan dapat meningkatkan serapan minyak sawit di dalam negeri sekitar 40 ribu ton per tahun. Bio-Pas merupakan produk berbasis minyak sawit yang telah dikembangkan oleh BPPT sebagai pengganti parafin berbasis minyak bumi. Selanjutnya melalui riset bersama BBKB diformulasi menjadi lilin/malam batik.
Produk lilin/malam batik dengan menggunakan Bio-PAS pada proses pembatikan mampu menjadi perintang warna yang bagus dan tidak terdapat rembesan warna yang masuk di tapak canting. Hasil pewarnaan dihasilkan tajam dan cerah, arena tahan terhadap larutan alkali dan asam akibat zat pewarna sintetis.
Salah satu keunggulan produk ini tidak hanya menggantikan parafin berbasis minyak bumi tapi juga bisa mengurangi beberapa komponen dalam pembuatan lilin/malam yang diharapkan bisa mengurangi harga lilin/malam batik. Dalam acara sosialisasi dan workshop ini peserta diberi kesempatan untuk mencoba menggunakan lilin/malam batik berbasis sawit. Peserta juga diminta untuk memberikan penilaiannya atas kinerja lilin batik Bio-Pas, sebagai masukan bagi tim inovator untuk perbaikan jika diperlukan. (red)
Comments are closed.