Manulife OVO Bareksa Liquid (MOBLI) Pilihan tepat Berinvestasi

44

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech– Berinvestasi menjadi kegiatan yang banyak dilakukan oleh masyarakat selama pandemi COVID-19. Kebanyakan dari mereka yang mulai berinvestasi di saat pandemi merupakan investor ritel atau investor yang berinvestasi dengan dana yang tidak besar. Melihat animo masyarakat yang sangat besar terhadap investasi, OVO sebagai platform pembayaran digital, rewards dan layanan finansial terdepan di Indonesia, bersama Bareksa — platform finansial dan investasi terintegrasi pertama di Indonesia, belum lama ini memperkenalkan reksa dana pasar uang Manulife OVO Bareksa Likuid (MOBLI) kelolaan Manulife Aset Manajemen Indonesia.

Pakar perencanaan keuangan, Philip Mulyana mengatakan MOBLI bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mengubah cara pikir masyarakat, khususnya kaum milenial, dalam berinvestasi. Menurutnya, selama ini masih ada masyarakat yang beranggapan bila investasi membutuhkan dana yang besar. Philip menyebutkan bahwa MOBLI bisa menjadi pilihan bagi masyarakat yang ingin berinvestasi sekaligus menyiapkan dana darurat.

Hal ini sejalan dengan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2019 yang menemukan bahwa milenial dengan rentang usia 18-25 tahun hanya memiliki tingkat literasi keuangan sebesar 32,1 persen, sedangkan rentang usia 25-35 tahun memiliki tingkat literasi keuangan sebesar 33,5 persen.

Menurut survei tersebut, hanya 10,7 persen dari pendapatan yang ditabung oleh milenial. Kemudian, hanya 35,1 persen milenial yang memiliki rumah sendiri, dan 51,1 persen pendapatan milenial habis untuk kebutuhan bulanan. Artinya, masih banyak milenial yang rentan secara finansial yang ditunjukkan dengan minimnya persiapan dan kemampuan pengelolaan keuangan.

“Kita harus ubah cara berpikir bahwa investasi harus menunggu punya gaji besar baru investasi. Padahal, kenapa kita tidak mulai dari yang kecil dulu. Tidak harus menunggu mapan untuk berinvestasi. Karena walaupun sudah mapan, tetapi tidak berinvestasi, sangat berpeluang arus dan status keuangannya tergerus.

Adsense

Sekarang banyak instrumen investasi yang tidak mengharuskan untuk  berinvestasi mulai dari jutaan rupiah, bisa mulai dari Rp 10.000. Intinya adalah mulai saja dulu,” papar Philip.

Namun, Philip juga mengingatkan bila sebelum berinvestasi ada hal yang perlu diperhatikan yaitu arus kas. “Sebelum kita berinvestasi, kita harus tahu piramida perencanaan keuangan, dimana yang paling bawah adalah arus kas, lalu manajemen risiko dan diatasnya lagi adalah investasi.

Arus kas adalah hasil pendapatan dikurangi pengeluaran, dimana selama jumlahnya positif berarti arus kas  aman dan terjaga. Sayangnya banyak dari kita yang tau pendapatan berapa tetapi tidak tahu pengeluaran berapa.”

“Secara umum mengapa kita perlu berinvestasi karena tingkat inflasi di Indonesia ini sangat tinggi. Terlebih apabila kita berbicara mengenai pemenuhan kebutuhan pendidikan anak dan membeli properti seperti rumah, dimana apabila kita tidak berinvestasi sejak dini maka akan sulit bagi kita untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu berinvestasi, khususnya di reksa dana pasar uang yang relatif rendah risiko, juga bisa digunakan untuk menabung dana darurat, yang bisa sewaktu-waktu dicairkan,” lanjut Philip.

Harumi Supit, Head of Corporate Communications OVO mengatakan bahwa OVO ingin terus mendorong literasi dan inklusi investasi digital terutama bagi para investor pemula. “Penting bagi kami terus membantu pemerintah dan regulator untuk mendorong tingkat literasi dan inklusi keuangan. Karenanya kami terus berupaya melakukan literasi melalui rangkaian webinar terutama bagi investor pemula,” ungkap Harumi. (red)

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More