Jakarta, Itech– Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19. Padahal saat ini jumlah pelaku UMKM ada 64,2 juta dengan daya serap mencapai 97% tenaga kerja dunia usaha di Indonesia.
Melihat pentingnya peranan UMKM dalam membantu menggeliatkan kembali perekonomian Indonesia, OVO, sebagai platform pembayaran digital, rewards dan layanan finansial terdepan di Indonesia, terus melakukan penetrasi agar layanan digitalnya digunakan dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat serta dapat membantu mereka yang terdampak pandemi, khususnya sektor UMKM.
Dalam rangka mendukung peran serta UMKM di Indonesia serta meningkatkan rasa bangga terhadap industri kreatif lokal di berbagai daerah, OVO beberapa waktu lalu menggandeng Komunitas Narasi untuk mengadakan kampanye #DenganSatuLangkah.
“Dengan adanya pandemi, banyak perubahan perilaku masyarakat yang terjadi akhirnya menciptakan gaya hidup baru, terutama pada saat berbelanja, di mana mereka mulai banyak berpindah ke transaksi digital. UMKM memainkan peranan penting dalam membentuk tren berbelanja saat ini, dimana mereka diharapkan dapat memenuhi permintaan konsumen sekaligus menghadirkan layanan transaksi yang mudah, cepat dan aman.
Oleh karenanya, OVO terus melakukan berbagai inovasi agar bisa menjangkau setiap pelaku UMKM di Indonesia dan membantu mengubah perilaku pembayaran masyarakat serta memenuhi kebutuhan konsumen terhadap layanan keuangan yang mudah, aman dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” kata Head of Corporate Communications OVO, Harumi Supit.
Salah satu pelaku UMKM yang sudah merasakan kemudahan melakukan transaksi menggunakan OVO adalah Tri Hapsari, pemilik Batik Tulis Eyang Mas Ayu di Kabupaten Magelang. Usaha yang sudah dirintis Tri Hapsari sejak 2010 tersebut sangat tertatih-tatih menghadapi pandemi dan saat ini dirinya mulai beradaptasi dan beralih menggunakan pembayaran digital dalam setiap transaksi.
Tri Hapsari adalah salah satu contoh wanita tangguh Indonesia yang terus berjuang dan bertahan di tengah pandemi yang belum kunjung usai. Keteguhan dan semangatnya bisa menjadi contoh bagi banyak wanita agar tidak menyerah dengan keadaan dan terus maju menghadapi tantangan. Ini sejalan dengan tema Hari Perempuan Sedunia 2021 yang dirayakan tiap 8 Maret yaitu choose to challenge atau memilih untuk menantang.
Sebelum pandemi mulai melanda di Maret 2020, Batik Tulis Eyang Mas Ayu mampu menghasilkan omzet Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per bulannya. Namun seiring pandemi, Tri Hapsari mulai mengalami kesulitan, bahkan untuk sekedar menggaji karyawan dan menopang perekonomian keluarganya. “Dari sejak awal pandemi pendapatan dari batik mulai berkurang drastis. Bahkan saya bisa bilang pandemi ini membuat usaha batik saya oleng,” tutur Tri Hapsar. (red)
Comments are closed.