PT PAL Indonesia (Persero) Luncurkan Ina-TEWS

142

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech- Kepala BPPT RI, Hammam Riza, secara langsung meninjau proses Wet Test Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS), di PT PAL Indonesia (Persero). Direktur Rekayasa Umum & Harkan PT PAL Indonesia (Persero) Bapak Sutrisno menerima secara langsung, sinergi antara PT PAL Indonesia (Persero) dan BPPT RI. Guna mengembangkan InaTEWS, yang tidak lepas dari respon tantangan transformasi industri, membangun ekosistem inovasi untuk mencapai kemandirian riset inovasi maupun industri.


Indonesia yang terletak di simpang pertemuan tiga lempeng aktif, yaitu Indo-Australia di selatan, Eurasia di utara dan Pasifik di timur menghasilkan lebih dari 70 sesar aktif dan belasan zona subduksi. Ini pula yang memunculkan jalur gempa dan rangkaian gunung aktif di seluruh Indonesia. Setidaknya, terdapat empat sesar (patahan) yang aktif dan sangat berbahaya bagi Indonesia. Dengan kondisi geologi seperti itu, Indonesia menjadi salah satu negara rawan bencana di dunia. Tercatat pada awal abad 21 ini, Indonesia telah dilanda tsunami Aceh 2004 yang memakan korban hingga ratusan ribu jiwa. Setelah itu, pada 2006 tsunami kembali terjadi di selatan pulau Jawa, kemudian 2007 di Bengkulu, 2010 di Kepulauan Mentawai, terakhir 2018 tsunami baru saja menerjang kota Palu, Sulawesi Tengah.


Dikutip dari dokumen Pedoman Pelayanan Peringatan Dini Tsunami yang dibuat oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indonesia sebenarnya sudah memiliki sistem peringatan dini tsunami yang disebut sebagai Ina-TEWS. Sistem peringatan dini tsunami ini telah diluncurkan sejak November 2008.


Ina-TEWS adalah sistem peringatan dini tsunami. Ina-TEWS memiliki dua sistem pemantauan. Pertama adalah sistem pemantauan darat yang terdiri dari jaringan seismometer broadband dan GPS. Kedua sistem pemantauan laut (sea monitoring system) terdiri atas buoy, tide gauge, dan CCTV.

Adsense


Ina-TEWS dapat mengolah informasi yang didapat dari sistem pemantauan darat dan laut, dengan menggunakan perangkat Decision Support System (DSS), untuk menentukan apakah ada risiko tsunami setelah gempa. Setelah data tersebut diverifikasi, maka peringatan dini tsunami pun bisa dikeluarkan. Dengan Ina-TEWS, BMKG mampu menerbitkan berita peringatan dini tsunami dalam kurun waktu lima menit setelah gempa bumi terjadi. Kemudian diikuti oleh beberapa kali berita pemutakhiran, dan diakhiri berita ancaman tsunami telah berakhir. Berita peringatan dini berisi tingkat ancaman tsunami untuk wilayah dengan status “Awas”, “Siaga”, hingga “Waspada”.


Sekretaris Perusahaan PT PAL Indonesia (Persero), Rariya Budi Harta menjelaskan bahwa PT PAL Indonesia (Persero), melalui salah satu Divisi produksi di bidang Rekayasa Umum telah berhasil membangun TEWS dalam bentuk Buoy.


Keberhasilan pembangunan tersebut tidak terlepas dari pengalaman dalam pengembangan bangunan apung dan bertekanan. Dengan adanya TEWS, diketahui dapat memberikan peringatan dini bencana khususnya Tsunami yang memiliki dampak cukup besar jika terjadi. Dengan adanya TEWS tersebut dapat meminimalisir dampak bencana yang akan muncul.


Ina-TEWS akan ditempatkan pada titik-titik rawan bencana seperti perairan selatan Jawa dan Sumatera, perairan utara Sulawesi dan Papua, Laut Flores dan Laut Banda. Kepala BPPT berharap bahwa #PTPALIndonesia yang sudah menjadi mitra BPPT RI sejak lama, untuk menjadi leader hilirisasi industri InaTEWS. Hal ini pun akan sejalan dengan Peraturan Presiden (PerPres) No 93 Tahun 2019, tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami. Kemitraan strategis yang terjalin antara #PTPALIndonesia dengan BPPT RI sebagai wujud kemandirian bangsa, dan kehandalan dalam mengelola dan memanfaatkan sistem informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami.(DAF/rilis)

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More