Jakarta, Itech- Pemanfaatan Teknologi Kecerdasan Artifisial (KA) bertujuan untuk memberikan peningkatan produktifitas bagi pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan investasi guna mempersiapkan sumber daya manusia dengan talenta KA guna mendorong inovasi di berbagai sektor prioritas. Demikian disampaikan Kepala BPPT Hammam Riza di Seminar Virtual dengan tema Peluncuran Konsorsium Riset Artificial Intelligence (14/10).
Menurut dia, dengan pemanfaatan dan penguasaan teknologi untuk memberikan peningkatan produktifitas bagi pembangunan nasional, karenanya tidak ada cara lain untuk kita memiliki daya saing dan kemandirian bangsa didalam menguasai seluruh aspek teknologi dan menjamin keberhasilan suatu penerapan teknologi.
Untuk itu, guna menguasai transformasi teknologi diperlukan investasi dengan mempersiapkan sumber daya manusia khususnya didalam kecerdasan artifisial yang dapat mendorong inovasi diberbagai sektor prioritas pembangunan nasional seperti kesehatan, reformasi biokrasi, pendidikan, riset, ketahanan pangan dan mobilitas/smart city. Sektor-sektor tersebut menurut Hammam, memiliki daya ungkit yang besar untuk mencapai kejayaan penerapan kecerdasan artifisial di Indonesia.
Didalam penerapan strategi nasional kecerdasan artificial yang menjadi penting adalah menyiapkan talenta kecerdasan artifisial yang berdaya saing dan berkarakter. Ini merupakan salah satu misi penting selain mewujudkan ekosistem data dan infrastruktur, mewujudkan kecerdasan artifisial yang beretika.
Selain itu lanjut Hammam, dengan menumbuhkan ekosistem kolaborasi riset dan inovasi yang menjadi bagian penting dari perjalanan sebuah bangsa yang menguasai kemampuan di dalam teknologi 4.0 seperti artificial intelligence, internet of things, cloud computing, big data serta kemampuan robotik.
Hal Ini semua menyatu menjadi sebuah kemampuan bangsa dalam mencapai visi Indonesia 2045. Oleh karenanya Hammam menuturkan, strategi kecerdasaan artifisial menjadi panduan untuk melaksanakan pembangunan diberbagai aspek khususnya dibidang teknologi kecerdasan artifisial dengan melaksanakan riset dan inovasi industri, pengolahan data dan infrastruktur, melakukan pengembangan talenta yang beretika dan memiliki kebijakan untuk penerapan kecerdasaan artifisial ini.
Pengembangan talenta ditujukan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing dan berkarakter. Tentu saja harus menghasilkan talenta yang kompetitif dan talenta yang berkarakter unggul diseluruh aspek pengembangan teknologi KA serta dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan menjadi bagian dari daya kompetisi diseluruh industri yang bergerak di Indonesia, pungkasnya.
Sementara Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Nizam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan, melalui kegiatan ini dapat memperkuat secara nasional untuk melahirkan talenta-talenta dan memenuhi kebutuhan di era revolusi industri ke 4 dimana kecerdasan buatan merupakan salah satu pemeran utama didalam industri 4.0. Saat ini, banyak sekali perkerjaan yang sudah menggunakan kecerdasan artificial seperti pada setiap revolusi industri selalu ditandai dengan berubahnya kompetensi yang dibutuhkan didunia kerja
Diprediksi 23 juta lapangan perkerjaan di Indonesia akan hilang namun memiliki potensi lahirnya dua kali lipat lebih banyak perkerjaan baru. Salah satu yang menjadi kebutuhan utama di dalam menciptakan pekerjaan baru dan kompetensi baru tersebut adalah kecerdasan buatan. Oleh karena itu kita membangun konsorsium ini untuk menyiapkan ribuan talenta kecerdasan artificial yang dibutuhkan oleh pembangunan bangsa dan negara ini.
“Diharapkan dengan diluncurkannya konsorsium artifisial intelijen bisa membawa kemajuan bagi bangsa dan negara dengan kolaborasi antara perguruan tinggi, lembaga riset dan industri untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia,” tutupnya. (red)
Comments are closed.