BMKG Ajak Petani Rekayasa Komoditas

47

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BMKG mengajak petani untuk menyiasati perubahan iklim melalui rekayasa komoditas, yaitu menyesuaikan jenis bibit komoditas, serta pola dan waktu tanamnya dengan kondisi cuaca dan iklim. Hal ini perlu dilakukan guna mengantisipasi puso atau gagal panen yang berakibat kerugian ekonomi.

“Petani perlu jeli dalam memperhatikan cuaca dan musim. Pilih tanaman yang cocok dengan musim tersebut. Jangan paksakan tanam padi yang membutuhkan banyak air pada saat musim kemarau,” ungkap Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, saat membuka Sekolah Lapang Iklim di Desa Jogoyasan, Kecamatan, Ngablak, Kabupaten Magelang, Senin (3/8).

Acara yang diikuti enam kelompok tani dan penyuluh pertanian itu dihadiri Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magelang Romza Ernawan. Sedangkan melalui sambungan video conference hadir Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal serta Anggota Komisi V DPR RI, Sudjadi.

Dwikorita mengatakan, petani perlu mencari alternatif komoditas setiap kali pergantian musim. Tentunya dengan mempertimbangkan kondisi cuaca dan musim, agar diperoleh harga jual yang juga baik.

Karena itu, BMKG menggelar Sekolah Lapang Iklim (SLI) agar petani bisa memanfaatkan informasi dan prakiraan cuaca dengan baik. Pasalnya, pranata mangsa yang selama ini kerap dijadikan acuan petani seringkali meleset akibat perubahan iklim.

“Pentingnya memahami cuaca dan iklim itu agar para petani dan penyuluh pertanian bisa memilih waktu tanam yang tepat, jenis dan pola tanaman yang seperti apa, agar produksi panennya lebih tahan dan lebih tangguh terhadap fenomena cuaca dan iklim yang akhir-akhir ini semakin tidak terduga,” paparnya.

Adsense

Dwikorita menyebut bahwa informasi terkait prediksi dan prakiraan cuaca serta peringatan dini cuaca ekstrem dapat diterima secara “real time” melalui Aplikasi Mobile Phone “Info BMKG” yang dapat diinstal dari Play Store atau Apple Store.

Para petani dan penyuluh pertanian lanjut Dwikorita, dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk mengantisipasi dan meminimalkan kerugian akibat “salah tanam”.

“Informasinya dapat dicari melalui aplikasi info BMKG yang tersedia di Google Play Store dan AppleApp Store, setelah di download kemudian sentuh Menu Cuaca, pilih wilayah Propinsi Jawa Tengah, lalu pilih Kabupaten Magelang, dan cari Kecamatan Ngablak. Di sana anda bisa melihat prakiraan cuaca untuk tujuh hari kedepan seperti apa, suhu udaranya berapa, hujannya bagaimana, kecepatan anginnya, dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Dwikorita berharap petani dan penyuluh pertanian dapat memaksimalkan teknologi digital dalam mengantisipasi perubahan iklim terhadap kelangsungan pertanian.

“Jadi setelah SLI ini selesai, kami berharap bapak-ibu bisa mandiri dalam memahami cuaca dan iklim, termasuk bagaimana menghadapi kekeringan. Kami akan terus menyampaikan informasi terkait cuaca dan iklim, baik berupa prakiraan cuaca setiap 3 jam ataupun Peringatan Dini cuaca dan iklim ekstrem, karena hal tersebut merupakan tugas dari BMKG,” imbuhnya. (red)

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More