Jakarta, Itech- Pandemi corona tengah menyerang dunia, sehingga mengakibatkan berbagai negara menangguhkan kegiatan ekonominya. Ketika penyebaran virus corona terus meningkat, Taiwan telah mengambil langkah-langkah intervensi secara agresif untuk menghentikan penyebaran virus tersebut. Tidak hanya menangguhkan ekspor pasokan medis penting, seperti masker bedah, baju isolasi, dan pakaian pelindung sejak dini, Taiwan juga terus meningkatkan produksi pasokan medis tersebut agar dapat secara efektif mengendalikan pandemi corona di dalam negerinya.
Kapasitas produksi masker di seluruh Taiwan hingga saat ini telah mencapai 18 juta. Jumlah ini tidak hanya cukup untuk seluruh populasi Taiwan, tetapi juga cukup untuk membantu negara-negara lain. Baru-baru ini, Taiwan bahkan telah memberikan lebih dari 16 juta masker kepada Uni Eropa, Amerika Serikat, dan negara-negara sahabat lainnya.
Selain masker, baju isolasi, dan pakaian pelindung, Taiwan saat ini memiliki sesuatu yang baru untuk ditawarkan kepada dunia. Menurut Director of Strategic Marketing Department TAITRA, Chun-Tse Wu dalam keterangan persnya, Rabu (10/6), di bawah kepemimpinan lembaga penelitian nasional seperti Academia Sinica dan National Health Research, produsen bioteknologi di Taiwan saat ini secara aktif mengabdikan diri pada penelitian dan pengembangan reagen tes corona.
“Reagen sangat dibutuhkan untuk melakukan tes dalam volume besar di seluruh dunia, agar masyarakat dapat kembali beraktivitas dengan aman. Secara kombinasi, pasokan medis ini menjadi garda terdepan dalam mencegah penyebaran virus baik di dalam maupun luar negeri”, ujar Chun-Tse Wu.
Menurut Wu, berbeda dengan yang dilakukan di Korea Selatan dengan melakukan tes secara massal, Taiwan hanya melakukan tes pada orang-orang dengan risiko tertentu atau dengan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Hal tersebut dapat terjadi, lanjutnya, karena strategi Taiwan yang berhasil pada awal merebaknya wabah dan tidak ada infeksi yang menjangkiti komunitas skala besar.
Sebagai informasi, Academia Sinica dan National Health Research Institute di Taiwan telah membuat terobosan besar dalam penelitian indikator protein untuk tes virus corona. Metode pengujian langsung terhadap viral protein yang mereka jalankan berbeda dari pengujian asam nukleat yang digunakan oleh sebagian besar negara di seluruh dunia. Metode ini mampu membedakan virus corona dari virus lain secara tepat meskipun kesulitan teknisnya lebih tinggi. Selain itu, waktu pengujian dapat dipersingkat menjadi hanya 15-40 menit.
Menurut Chun-Tse Wu, Institusi Penelitian Kesehatan Nasional telah mengadakan technical briefing terkait penemuan ini, dan ada sekitar 22 produsen bioteknologi dalam negeri yang telah mengajukan permohonan persetujuan teknologi.
Comments are closed.