Majalah Itech Gelar Executive & Leader Talk

95

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech- Majalah Itech menggelar “Executive & Leader Talk” yang mengangkat tema “Financial & Digital Technology”.

Diskusi yang dipandu oleh Irnanda Laksanawan selaku Chairman Strategic Management & Digital Innovation Institute tersebut menghadirkan sederet pembicara yang merupakan praktisi digital BUMN yang terdiri dari; Indra Utoyo selaku Direktur Digital Teknologi Informasi & Operasi Bank BRI, lalu Kuncoro Wibowo selaku Direktur Utama PT Bhanda Ghara Reksa (Persero), Faisal R Djoemadi selaku Direktur Digital Business PT Telkom dan Tri Haryanto yang merupakan Sekjen Forum Teknologi Informasi (Forti) BUMN

Menurut Irnanda Laksanawan  generasi milenial memiliki peran yang cukup besara  dalam menentukan arah bisnis BUMN telah berdampak positif pada meningkatnya daya saing BUMN. Bahkan dimasa datang BUMN kita diyakini akan mampu bersaing pada tingkat regional juga global.

Lebih lanjut Irnanda yang juga mantan Deputi Menteri BUMN mengatakan, sifat generasi muda yang umumnya mudah bertransformasi, beraptasi, lebih kreatif dan inovatif merupakan kunci penting dalam transformasi BUMN dalam mengadopsi perkembangan digital. Apalagi saat ini menurutnya Kementerian BUMN telah memberikan peran strategis bagi lebih dari 50% karyawan BUMN yang berusia di bawah 35 tahun.  “Dalam waktu dekat mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin BUMN sehingga akan men-drive bisnis perusahaan menjadi makin maju bahkan hingga tingkat global,” urainya.

Selain berdampak pada peningkatan daya saing dan pertumbuhan kinerja langkah BUMN yang cukup massif dalam mengadopsi perkembangan teknologi dan digitalisasi dikatakan Irnanda juga sangat positif dalam meningkatkan transparansi, akuntabilitas pengelolaan BUMN ke masyarakat dan pelanggannya.

“Dengan begitu BUMN tidak hanya mengambil keuntungan tetapi juga memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat mulai yang paling atas sampai yang paling bawah di desa-desa,” ujarnya. Contoh kongkretnya dilakukan oleh BRI dengan layanan BRIlink-nya yang telah menjangkau hingga pelosok nusantara yang mencapai 400 ribu BRIlink dengan perputaran dana mencapai Rp 670 triliun.

Adsense

Sementara penerapan teknologi dan digitalisasi dalam tubuh PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) dinilai telah berdampak positif terhadap pertumbuhan kinerja perusahaan yang bergerak di bidang jasa logistik.

Direktur Utama PT Bhanda Ghara Reksa (Persero), Kuncoro Wibowo, pihaknya telah mengimplementasikan teknologi dan digitalisasi layanan baik pada level front end maupun back end. BGR mengimplementasikan teknologi digital pada seluruh proses bisnis BGR sejak tahun lalu, ketika dia resmi diangkat jadi dirut BGR  “Kami telah mengedepankan serivice digital, kita tahu di bisnis logistik jarang mengedepankan layanan digital. Kita sudah ke arah sana sehingga memberikan nilai tambah pada pelanggan kami,” urai Kuncoro.

Salah satu nilai tambah yang disebut Koncoro yaitu sistem tracking, dimana pelanggan bisa melihat posisi atau keberadaan truk dan mereka kapanpun sehingga otomatis mendatangkan rasa aman dan nyaman bagi pelanggan. “Kami sekarang memiliki sistem tracking logistik yang kami tangani sendiri untuk seluruh armada dan juga pergudangan dan SDM via smartphone ,” ujar Kuncoro.

Transformasi bisnis ke digital ini dia terapkan di BGR meniru implementasi digital di PT Kereta Api Indonesia (KAI) saat Kuncoro pernah menjadi salah satu direktur di sana. “Saya masuk BGR, perusahaan ini ada utang 300 miliar dan banyak menggunakan karyawan outsourcing yang masa depannya tidak pasti dan gajinya kecil di bawah UMR. Kami kemudian lakukan transformasi digital,” ungkap Kuncoro.

Dikatakan, dampak implementasi teknologi digital ini, proses bisnis di BGR menjadi lebih efisien.  “Awal Januari kita harus live SAP ERP. Kompetitor kami di bisnis logistik ada ribuan, ada 50 anak usaha BUMN yang juga garap bisnis logistik.  Transformasi digital kami lakukan di front end hingga back end. Kita tak banyak keluarkan biaya untuk impelementasikan ERP SAP.”

Sistem SAP di BGR antara lain diaplikasikan untuk pengelolaan armada dan driver. “Kita selalu test driver sebelum berangkat bekerja membawa truk dan mengangkut muatan. Truk juga kita cek agar benar-benar layak dinas. Jika dinyatakan semuanya sehat, baru kemudian masuk ke SAP kami jalankan membawa muatan,” jelasnya.

Kuncoro menambahkan, semua aplikasi yang digunakan BGR di semua lini bisnisnya,tidak memakai data center sendiri. “Semua kami taruh di cloud. Kami bekerja sama dengan Telkom. Sistem ticketing di kereta api itu kami contek untuk di BGR. Sistem ticketing yang kita terapkan di kereta api dulu, yakni KAI Acces kita contek dari Garuda,” paparnya.

Sejak dua tahun lalu, BGR memperluas bisnisnya dengan menangani bisnis pengelolaan limbah dan ternyata sangat menguntungkan. Bisnis limbah yang dimaksud adalah limbah barang elektronik, oli bekas sampai minyak goreng bekas. “Kita olah oli bekas dan minyak goreng bekas. Untuk oli bekas kita bekerja sama dengan Evalube. Di Medan dan Lampung kami bangun teknologi manajemen fertilizer,” ujar dia memberi contoh.

 

 

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More