Jakarta, Itech- Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) terus digalang pemerintah untuk mencegah banjir di wilayah Jabodetabek. Operasi TMC dilaksanakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersinergi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI AU, serta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kepala Balai Besar TMC-BPPT, Tri Handoko Seto mengatakan Operasi Modifikasi Cuaca masih terus dilaksanakan, menyusul prakiraan cuaca yang dirilis oleh BMKG. “Selain prakiraan yang dirilis BMKG, tim TMC-BPPT juga memprediksi bahkan cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga 25 Januari,” ujar Seto.
Seto menjelaskan, secara teknis Tim TMC lebih intensif memonitor pertumbuhan dan pergerakan awan-awan yang diperkirakan akan bergerak menuju wilayah Jabodetabek. Pemantauan tersebut dilakukan sejak dinihari hingga setelah matahari terbenam. “Awan-awan tersebut jauh-jauh akan segera disemai, biasanya awan-awan tersebut masih berada di Laut Jawa, Selat Sunda dan wilayah Ujung Kulon agar segera turun hujan sebelum memasuki wilayah Jabodetabek,” katanya.
Pada operasi pencegahan banjir, Tim TMC dalam sehari harus melaksanakan penerbangan penyemaian awan empat hingga lima kali. Berbeda dengan operasi TMC kebakaran hutan dan lahan (karhutla) lalu yang mengoperasikan rata-rata dua kali penerbangan penyemaian awan perhari. “Tentunya pada situasi yang memungkinkan dengan tetap berpegang pada keamanan yang utama,” ujar Seto.
Faisal selaku Koordinator Lapangan BBTMC untuk Operasi Pemanfaatan TMC untuk Mengurangi Dampak Bencana Banjir di Wilayah Jabodetabek Tahun 2020, menjelaskan bahwa pada Senin (20/01/2019) dua jenis pesawat yang dipinjamkan TNI AU yakni Cassa-212 A-2105 dan CN-295 A-2901 telah melakukan tiga sorti penerbangan untuk melakukan operasi penyemaian garam. “Cassa sudah dua kali terbang, dan CN satu kali,” ujar Faisal.
Kedua jenis pesawat ini akan menuju ke arah Barat Laut- Timur Laut dan Barat Daya – Barat Laut Jabodetabek untuk melakukan penyemaian garam terhadap potensi awan hujan yang ada, agar jatuh di wilayah tersebut sebelum mencapai Jakarta dan sekitarnya. “Cassa, terbang dua sorti ke area Barat Laut-Timur Laut. Lalu CN, satu sorti menuju area Barat Daya-Barat Laut,” katanya. (red)
Comments are closed.