Jakarta, Itech- Informasi akan terjadi cuaca ekstrem di wilayah DKI Jakarta, yang bersumber dari Kedutaan Amerika Serikat, terus menjadi perbincangan di media sosial. Untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan disertai hujan sangat deras, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terus berupaya mengoptimalkan upaya penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
BPPT bersinergi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI AU, serta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak 3 Januari 2020, telah menggelar Operasi TMC guna penanggulangan Banjir Jabodetabek 2020.
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan khusus tanggal 10-13 Januari 2020 operasi modifikasi cuaca akan berjalan lebih intensif. “Kami akan terbang hingga empat sampai lima sorti penerbangan. Ini sebagai ikhtiar untuk mengurangi potensi curah hujan yang sangat tinggi,” ungkap Hammam dalam agenda kunjungan Menteri Riset Teknologi/BRIN, ke Posko TMC di Lanud Halim Perdanakusumah Jakarta, Sabtu (11/1).
Pelaksanaan Operasi TMC untuk penanggulangan Banjir Jabodetabek 2020, hingga kini sudah memasuki hari ke sembilan. Pemanfaatan TMC kali ini, imbuhnya, ditujukan untuk meredistribusi dan mengurangi potensi curah hujan di wilayah Jabodetabek.
“Metode TMC untuk giat Ancaman Banjir Jabodetabek 2020 ini, penerbangan penyemaian dilakukan pada awan-awan potensial hujan di wilayah Barat dari ibukota Jakarta, dari Kepulauan Seribu, dan sepanjang Selat Sunda hingga di barat Daya wilayah Banten dan Jakarta. Jadi penyemaian difokuskan ke awan potensial hujan yang berada di atas laut,” tegasnya.
Hingga pelaksanaan TMC hari ke sembilan telah dilakukan 28 sorti dengan total jam terbang lebih dari 60 jam. Total bahan semai yang digunakan hampir 50 ton. Operasi TMC didukung 2 unit pesawat TNI-AU, pesawat CN 295 registrasi A-2901 Skadron 2 dan pesawat Casa 212 registrasi A-2105 Skadron 4, Malang.
Penerbangan dilakukan seoptimal mungkin pada saat potensi massa awan menuju wilayah Jabodetabek dengan ketinggian penyemaian sekitar 9.000- 12.000 feet. Penerbangan penyemaian awan yang berbeda dengan penerbangan pada umumnya dikarenakan bukan menghindari awan namun mencari awan potensial hujan.
Hammam menuturkan Operasi TMC untuk banjir pernah dilakukan untuk mengurangi dampak ancaman banjir Jakarta tahun 2013. Hasil Operasi TMC untuk Ancaman Banjir Jabodetabek 2020 hingga hari ke-9 menunjukkan tren penurunan curah hujan yang signifikan.
Data Posko TMC menunjukkan operasi ini telah mampu mengurangi curah hujan wilayah, hingga mencapai sekitar 44% dari prakiraan. “Semoga upaya teknologi modifikasi cuaca ini terus berjalan lancar. Sehingga hujan yang masuk di daerah Jabodetabek dapat berkurang baik durasi maupun intensitasnya,” ujarnya.
Lebih lanjut Hammam menguraikan bahwa pemanfaatan TMC dapat digunakan untuk hal lainnya seperti pencegahan bencana kekeringan, mengantisipasi gagal panen, penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, hingga mengisi debit air di waduk untuk keperluan pembangkit listrik (PLTA).
Pemanfaatan teknologi ini, lanjutnya, membutuhkan dukungan, khususnya dari sisi anggaran, guna penguatan armada untuk melakukan operasi TMC yang berkelanjutan. “Untuk itu kami harapkan dukungan anggaran, khususnya melalui anggaran prioritas riset dan inovasi. Anggaran ini untuk penguatan armada Operasi TMC seperti peralatan utama yakni pesawat, hingga kesiapan sumberdaya manusianya,” pungkas Hammam.
Saat ini BPPT tengah melakukan kajian pelaksanaan TMC untuk membantu pemerintah Australia dalam mengatasi kebakaran hutan besar yang sedang terjadi di sebagian wilayah Australia bagian selatan dan barat. Hal inipun serupa dengan operasional TMC untuk penanganan darurat bencana asap kebakaran hutan dan lahan tahun 2019. (red)
Comments are closed.