Ristek/BRIN Luncurkan Hasil Penilaian Kinerja Penelitian

33

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech- Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN) meluncurkan hasil penilaian kinerja penelitian perguruan tinggi (PT) periode 2016-2018. Penilaian ini bertujuan agar PT tidak hanya fokus pada sisi pendidikan atau pengajaran tetapi juga penelitian dan pengabdian masyarakat.

Berdasarkan analisis terhadap data yang telah diverifikasi, terdapat 47 PT  yang masuk dalam kelompok Mandiri, 146 PT kelompok Utama, 479 PT  kelompok Madya, dan sebanyak 1.305 PT  kelompok Binaan. Jumlah kontributor sebanyak 1.977 PT, meningkat dari periode tahun 2013-2015 yang hanya mencapai 1.447 PT.

“Kami ingin kualitas penelitian di ZPT  semakin baik dan semakin bisa menunjang ranking  PT  itu sendiri, serta bisa memberikan kesempatan kepada staf pengajar atau staf peneliti untuk memberikan karya penelitian terbaik,” ungkap Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro didampingi Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Muhammad Dimyati, dalam Konferensi Pers Hasil Penilaian Kinerja Penelitian PT Tahun 2016-2018 di Jakarta, Selasa (19/11).

Sepuluh besar PT  dengan kinerja tertinggi, mulai dari Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Universitas Andalas, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanuddin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Udayana”, ujarnya.

Menteri Bambang juga mengungkapkan 21 PT  yang berhasil meningkatkan klaster penelitiannya sehingga masuk pada Klaster Mandiri pada periode penilaian tahun 2016-2018. Pada periode 2016-2018, hal menggembirakan menurut Bambang adalah makin banyakPTS yang masuk kategori klaster tertinggi yaitu Mandiri yang biasanya didominasi perguruan tinggi negeri.

Adsense

Begitu juga dengan PT  negeri di luar pulau Jawa. “Upaya pemerataan penelitian antara perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta, Jawa dan luar Jawa semakin harus diperbaiki karena kesempatan untuk berkontribusi melalui penelitian pada dasarnya ada di seluruh wilayah indonesia,” terangnya.

Penilaian kinerja penelitian perguruan tinggi untuk periode tahun 2016-2018 dilakukan berdasarkan data yang sudah dikumpulkan oleh masing-masing PT  di Sistem Informasi Manajemen Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Simlitabmas). Menteri Bambang menjelaskan bahwa penilaian kinerja penelitian perguruan tinggi berdampak kepada kuota anggaran penelitian, pengelolaan dana desentralisasi sesuai dengan rencana induk penelitian masing-masing perguruan tinggi, peta kebutuhan program penguatan kapasitas per klaster, dan mekanisme pengelolaan penelitian.

“Komponen yang dievaluasi meliputi sumberdaya penelitian (30%), manajemen penelitian (15%), luaran/output (50%), dan revenue generating (5%),” jelas Bambang.

Mengingat peran strategis penilaian kinerja penelitian perguruan tinggi, lanjutnya, semua perguruan tinggi berkewajiban menyampaikan data kinerja penelitiannya untuk penilaian pada periode berikutnya. Hal ini juga berlaku untuk perguruan tinggi yang belum pernah menyampaikan data kinerja penelitiannya.

Lebih lanjut Menteri Bambang mengungkapkan klaster PT turut berpengaruh terhadap jumlah anggaran penelitian yang dapat dikelola. “Anggaran maksimal yang dapat dikelola oleh PT klaster mandiri adalah Rp 30 miliar/tahun, perguruan tinggi klaster utama sebesar Rp 15 miliar/tahun, perguruan tinggi klaster madya sebesar Rp 7,5 miliar/tahun, sedangkan perguruan tinggi klaster binaan dapat mengelola dana penelitian sebesar Rp 2 miliar/tahun,” jelasnya. (red)

 

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More