Malang, Itech- Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) resmi membuka Sekolah Tinggi Bisnis (STB-SPI). Serupa dengan SMA SPI, STB-SPI juga dikhususkan bagi mahasiswa dari kalangan tidak mampu (kaum dhuafa).Sekolah gratis berbasis Bhineka Tunggal Ika untuk kaum dhuafa didirikan Julianto Eka Putra di Kota Batu, Malang, Jatim.
STB ini berdiri masih di lokasi Sekolah SPI di Kota Batu Malang, saat ini baru memiliki 1 program studi, yaitu Prodi Kewirausahaan, yang menggelar perkuliahan dengan 50 mata kuliah yang dikemas dalam 144 SKS. Lulusan dari sekolah ini kelak akan mendapatkan gelar Sarjana Bisnis
Inisiator Sekolah SPI Julianto Eka Putra menyatakan tujuan berdirinya STB ini masih sama, yaitu memutus mata rantai kemiskinan keluarga. Meskipun secara kemampuan banyak lulusan SMA SPI yang memiliki performance kerja yang sanggup menandingi lulusan perguruan tinggi, namun sebagai lulusan SMA, ketika mereka mencari pekerjaan di luar SPI jadi sering kalah bersaing, atau kalaupun dapat posisinya kebanyakan menjadi operator.
“Harapan kita ingin memutus rantai kemiskinan di keluarga, maka tidak cukup menjadi operator, melainkan harus mampu menjadi manajer dan businessperson yang visioner, memiliki leadership dan mampu mengelola bisnis dengan baik,” ungkap Julianto yang akrab dipanggil Koh Jul.
Kurikulum sendiri lebih berorientasi ke entrepreneurship dengan konten berupa latihan inovasi dan kreativitas, mengelola produksi, menyusun strategi dan mengeksekusi program pemasaran, finance, accounting, human capital, strategic planning, bahkan termasuk juga mengasah leadership dan visi sebagai pemimpin bisnis yang unggul.
Untuk menyusun kurikulumnya, Julianto bekerja sama dengan sejumlah pihak, mulai dari pemilik perusahaan, maupun profesional dunia usaha selevel manajer dan direktur untuk melakukan fact finding, dan riset mengenai apa yang mereka butuhkan dari lulusan S1 baru, kemudian tim ahli Sekolah SPI merumuskan kurikulum yang menjawab kebutuhan itu. Rancangan kurikulum itu sudah diajukan ke Dirjen Dikti dan sudah mendapat persetujuan sejalan dengan keluarnya izin STB ini.
“Kami menyiapkan lulusan STB ini untuk mampu memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja global secara memadai. Kesuksesan mahasiswa menerima pelajaran tidak cuma bergantung pada nilai yang mereka dapatkan, melainkan 11 poin behavior (perilaku) yang harus mereka tanamkan di dalam diri mereka selama 4 tahun kuliah. Jika 11 poin itu sudah berhasil diinternalisasi, berarti mereka telah siap lulus, kalau belum sempurna, maka masih harus melanjutkan pendidikan,” jelas Koh Jul.
Sementara itu, Tonny H. Adikarjo, Presdir PT Binar Insan Cemerlang mengatakan, kehadiran STP- SPI ini menjadi kontribusi berharga bagi kehidupan para siswa ini, dari putus sekolah ternyata mereka bisa menyelesaikan pendidikan tidak sekadar tingkat SMA, tetapi bisa mendapat pendidikan tinggi. Hal ini juga memberi secercah harapan bagi siswa SMP se-Indonesia yang terancam putus sekolah, jika bisa masuk SPI, maka pendidikan mereka bisa terjamin hingga perguruan tinggi. Bagi siswa sendiri, pasti value dan confidence-nya lebih baik dan lebih mudah bagi mereka memperbaiki kehidupan keluarganya,” ungkap Tonny yang juga dikenal sebagai penulis buku-buku sukses seperti Secret of Wealth Series. (red/ju)
Comments are closed.