Jakarta, Itech- Masih kurangnya keahlian menjadi sebuah tantangan konstan dalam keamanan siber, dengan kesenjangan hampir tiga juta posisi dalam industri ketenagakerjaan secara global. Ini disusul dengan meningkatnya permintaan untuk perlindungan siber di semua organisasi, dalam industri apa pun. Digitalisasi, data sensitif, dan privasi adalah vektor teknologi terbaru yang menciptakan permintaan akan spesialis teknis tertentu, bersama dengan manajemen, CISO, dan pakar baru cross-functional .
Andrey Evdokimov, Head of Information Security, Kaspersky mengatakan, sebagai perusahaan yang beroperasi di bidang keamanan siber, kami memiliki visibilitas terbaik untuk mengatasi kesenjangan keterampilan tersebut. Seiring dengan pengalaman internal kami sendiri, Kaspersky melakukan survei CISO di banyak negara dan menemukan bahwa sepertiga dari mereka memiliki masalah dalam merekrut profesional keamanan siber yang terampil.
“Di belakang teknologi akan selalu ada manusia, sehingga setiap teknologi atau alat keamanan siber yang digunakan dalam bisnis tidak mungkin diterapkan tanpa ada seorang professional didalamnya. Namun, saya tidak berpikir bahwa masalahnya terdapat pada kurangnya talenta atau anak-anak muda menjanjikan yang bercita-cita memiliki karir dalam keamanan siber. Sebaliknya, justru banyak peran yang membutuhkan talenta baru berada di area yang tidak terlihat sehingga masih banyak yang tidak dipekerjakan,” ujarnya.
Dilanjutkan Andrey Evdokimov, karir baru dalam keamanan siber muncul dalam campuran disiplin ilmu atau membutuhkan pengetahuan yang cukup mendalam di berbagai bidang. Berbagai program universitas di bidang-bidang seperti itu tetap terbatas dan bersifat akademis, sehingga pendidikan mandiri adalah kunci bagi para spesialis keamanan siber saat ini dan yang bercita-cita tinggi untuk berkarir di bidang ini.
Para siswa khususnya perlu memilih area di mana mereka ingin mengembangkan dan mempelajari mata pelajaran dan keterampilan yang diperlukan. Ketika mereka mulai berkarir, penting untuk tidak terjebak dalam rutinitas yang dapat menyebabkan kelelahan. Pada awal karier, rutinitasnya hampir tak terelakkan, tetapi seorang spesialis dapat menjadikannya proaktif, juga mengerjakan tugas-tugas baru dan pengembangan diri. Untungnya, terdapat banyak materi pendidikan, sumber, komunitas yang membantu spesialis meningkatkan pengetahuan mereka dan mempelajari hal baru lainnya.
Seorang perekrut juga dapat membantu dalam pengembangan keterampilan. Banyak perusahaan, terutama vendor TI, yang memiliki masalah keamanan siber sangat serius, berinvestasi dalam pendidikan tambahan, pelatihan, dan pengembangan staf. Hal paling penting lainnya bagi karyawan adalah memahami prioritas dan memilih arah yang tempat untuk dikembangkan. Terakhir, Anda dapat mulai membangun karier, meningkatkan, dan menunjukkan keterampilan, sehingga keahlian dapat terlihat di balik kerasnya rutinitas aktivitas sehari-hari. (red)
Comments are closed.