Jakarta, Itech- Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla didampingi Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir membuka puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 Tahun 2019 di Lapangan Puputan Renon Denpasar, Bali, Rabu (28/8).
Puncak Hakteknas juga ditandai dengan pemberian Anugerah Iptek dan Inovasi kepada Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, pelaku industri (BUMN dan swasta), masyarakat umum, lembaga non-pemerintah dan kelompok masyarakat karena telah berkontribusi nyata dalam kemajuan Iptek dan Inovasi di Indonesia.
Wapres Jusuf Kalla dalam sambutannya mengatakan bahwa kemajuan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh Iptek dan Inovasi. “Tidak ada negara maju tanpa inovasi,” ujar Jusuf Kalla.
Saat ini, selain inovasi dalam bidang manufacturing, Indonesia membutuhkan banyak inovasi dalam bidang pertanian dan pangan, peternakan, serta inovasi dalam bidang pelayanan publik. Iptek dan Inovasi, lanjut Wapres, hanya bermakna jika bisa dipasarkan sehingga hasilnya bisa memberi manfaat bagi masyarakat.
“Oleh karena itu butuh kerja sama antara akademisi, perguruan tinggi, dengan perusahaan. Semua menyumbang tenaga untuk berinovasi membangun bangsa,” ujar Wapres.
Sementara itu, Menristekdikti Mohamad Nasir mengungkapkan peringatan Hakteknas tahun ini diselenggarakan untuk menghargai seluruh komponen bangsa dalam menguasai, memanfaatkan dan mengembangkan iptek dan inovasi, membangkitkan daya kreasi dan inovasi anak bangsa. “Selain itu juga sebagai pertanggungjawaban kepada publik dan evaluasi kinerja perkembangan Iptek dan Inovasi di Indonesia,” ujar Mohamad Nasir.
Pada kesempatan ini, Menristekdikti juga memberikan langsung Anugerah Iptek dan Inovasi dalam delapan kategori penghargaan. Berdasarkan seleksi yang telah dilakukan Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi.
Sebelumnya Hakteknas selalu diperingatan di Jakarta. Ternyata, menurut Menristekdikti, atensi publik di daerah terhadap riset dan inovasi semakin meningkat. “Sejak tahun 2016, kami lakukan di luar kota, yakni Surakarta. Ada kenaikan inovasi daerah mulai muncul. Kemudian tahun 2017 di Makasar. Tahun 2018 di Pekanbaru Riau. Kali ini di Bali. Harapan saya bisa terus sosialisasikan ke daerah lain, untuk mendorong inovasi daerah,” ucapnya.
Kenaikan inovasi ini tidak lepas dari kerja keras enam Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang berada dibawah koordinasi Kemenristekdikti, yang selalu mendorong kontribusi dalam inovasi bangsa. Sehingga pada tahun 2019 terdapat perubahan yang sangat signifikan dalam riset dan inovasi.
“Dulu startup atau inovasi yang dihasilkan para peneliti Indonesia selalu berada dibawah di Asia Tenggara. Bahkan patennya rendah. Saya waktu itu membandingkan dengan Iran, mereka mengembangkan startup dari tahun 2004-2014, berapa inovasi yang dihasilkan dalam 10 tahun, mereka menghasilkan 1000 start up,” terang Menteri Nasir.
Hal itulah yang menjadi tekad Menteri Nasir. Sebab pada saat awal dirinya memimpin kemenristekdikti, hanya ada dibawah 15 startup dalam setahun. Namun pada tahun 2019 ini, startup yang sudah dibangun baik oleh LPNK, Perguruan Tinggi Masyarakat dan Industri sudah tercipta sebanyak 1350 startup selama lima tahun.(red)
Comments are closed.