Jakarta, Itech- Datacomm Cloud Business, penyedia layanan cloud bersama mitra, menghadirkan solusi digital perkebunan terintegrasi, Smart Agriculture untuk perkebunan termasuk perkebunan kelapa sawit dan tebu.
Seiring dengan pertumbuhan bisnis perkebunan kelapa sawit di Indonesia berkembang sangat cepat, sebab minyak sawit adalah industri terpenting di Indonesia yang menyumbang antara 1,5 – 2,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara. Menurut Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) diperkirakan tahun depan akan terjadi kekurangan Minyak kelapa sawit hingga 2 juta ton, hal ini menjadi sebuah tantangan bagi Produsen Kelapa Sawit kedepannya.
Solusi ini merupakan kerja sama dalam bentuk aliansi partner yang melibatkan Datacomm Cloud Business, AMS Teknologi, Integrasia Utama, dan eKomoditi. Dalam aliansi ini, Datacomm menyediakan Pusat Data yang telah memperoleh sertifikat Rated-3 dan DCOS-4 TIA-942 dan bersertifikat ISO 27001, ISO 9001, dan ISO 20000.
Diharapkan Smart Agriculture dapat menjadi solusi lengkap dan terintegrasi antara Infrastrukur IT, Platform Aplikasi sampai ke pengelolaan data dan pemeliharaan sistem. Solusi ini tidak saja memberikan solusi end to end pengelolaan kebun dan aset, tetapi juga mengurangi biaya tidak perlu.
“Solusi ini kami fokuskan untuk menjadi SAAS (solution as a service). Perusahaan yang menggunakan solusi ini nantinya tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar di depan,” ujar Managing Director dari Datacomm Cloud Business Sutedjo Tjahjadi di Jakarta, (27/8).
Dikatakan, Datacomm berusaha membantu dalam meningkatkan kemakmuran para petani dengan membantu agar mereka bisa bekerja lebih efisien dan optimal melalui penggunaan teknologi yang tidak berat biaya dan lebih berkelanjutan.
Sedangkan Taufik Darwis, Managing Director dari AMS Teknologi mengatakan, Smart Agriculture dapat menyongsong Industry 4.0 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Pada kesempatan yang sama, Bayu Wedha, selaku Managing Director dari PT. Integrasia Utama menambahkan, sSolusi dari anak bangsa untuk mempercepat adopsi Industry 4.0 bagi industri perkebunan.
Selain itu, Ferron Haryanto, selaku Chief Executive Officer dari PT. eKomoditi Solutions Indonesia memaparkan bahwa, “kami punya tanggung jawab untuk memodernisasi bisnis perkebunan kelapa sawit di Indonesia demi memastikan bahwa semua komoditi kelapa sawit milik Indonesia dapat bersaing dalam pasar global.”
Diketahui, aliansi partner ini memberikan integrasi solusinya antara lain, pertama solusi RPMA (random phase multiple access). Solusi ini bertujuan untuk dapat memberikan data real time dari sensor yang ada di lapangan ke dalam sistem seperti sensor ketinggian muka air, sensor curah hujan dan arah angin dan sensor lainnya. “Solusi RPMA sangat penting, karena komunikasi antara machine to machine yang menjadi kendala di perkebunan yang tidak ter-cover oleh jaringan GSM,” kata Sutedjo.
Solusi lain yang tak kalah penting adalah Siopas atau Siopasplus yang merupakan modul pemantauan aset bergerak dan stasioner. Ketiga adalah Geophir yaitu modul pemantauan dan pelacakan pekerja untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi karyawan yang bekerja di lapangan.
Keempat, Osmap, modul management data geospatial berikut engine development yang akan memungkinkan pihak perkebunan mempercepat pembangunan sistem informasi geospatial berbasis web. Dan kelima, Agrisource adalah modul analisa tergabung dengan WebGIS dan MAP-GIS yang menyediakan analisa data berdasarkan citra satelit dalam 1 – 2 minggu, dengan resolusi tinggi 3 – 5 meter.
Kemudian Oslog yaitu modul yang dapat meningkatkan utilisasi transportasi, Keselamatan bekerja dan tentunya efisiensi di logistik dan transport. “Modul ini akan membantu operasional yang mencakup proses penjualan menerima pesanan, memantau pesanan, dan menyelesaikan pesanan,” tambah Sutedjo.
Terakhir adalah modul ERP untuk perkebunan bernama EPCS-IPLAS. Memberi pihak perkebunan akses mudah ke informasi operasional utama untuk pengambilan keputusan dan membuat keputusan lebih jelas, lebih cepat, dan lebih mudah dengan ERP khusus perkebunan modul kegiatan operasional lapangan bernama EPCS. EPCS (electronic plantation control system) dikembangkan dalam perangkat android. (red/ju)
Comments are closed.