Jakarta, Itech- Sebagai bentuk apresiasi terhadap pelaku industri telekomunikasi di Tanah Air, Selular Media Network menggelar ajang Selular Congress 2019 yang bertema Creating New Business Through Innovation and Collaboration di Hotel Sheraton Grand, Jakarta, Senin (15/7). Sesuai temanya, Selular Congress 2019 ini membahas bagaimana peranan teknologi mengubah pola bisnis dan industri di Indonesia.
Menurut Editor in Chief dan CEO Selular Media Network, Uday Rayana, kehadiran internet cepat yang telah dimulai dari 3G, 4G dan kelak berlanjut ke 5G, sejatinya akan semakin mendorong tumbuhnya inovasi di dunia bisnis. Faktanya, di era new business, inovasi dan beragam layanan menarik banyak dihasilkan dari kemitraan atau kolaborasi.
“Karenanya sangat penting bagi pelaku usaha untuk merubah mindset dan budaya kerja, sesuai kebutuhan pelanggan di era internet cepatyang semakin dinamis. Dari sekedar efficiency dan service oriented ke arah creativity yang bisa mendorong produktifitas dan keuntungan tak terbatas,” ujar Uday.
Selular Congress sendiri pertama kali digelar pada tahun 2016 silam. Selular Congress 2019 ini dihadiri oleh para pelaku industri di bidang teknologi. Keempat kalinya digelar, Selular Congress 2019 dibuka dengan sambutan oleh Uday Rayana , Ririek Adriansyah, Ketua Umum ATSI dan Richard Liang – VP & President Director ZTE Indonesia.
“Jaringan 5G nantinya akan merubah pola bisnis di semua industri. 5G nantinya akan digunakan oleh B2B untuk memudahkan perusahaan bertransformasi digital,” Ririek Adriansyah, Ketua Umum ATSI.
Dalam kesempatan itu, Ririek Adriansyah menyatakan akan mendukung aturan yang diterapkan pemerintah perihal kebijakan IMEI (International Mobile Equipment Identification). Namun, aturan IMEI ini harus dianalisa secara komprehensif. “Penetapan ini melibatkan dua stakeholder yakni masyarakat, dan selanjutnya operatornya, jadi harus komprehensif untuk dianalisa bagaimana yang paling bagus,” ujar Ririek
Hal tersebut harus dilakukan guna kebijakan validasi IMEI ini nantinya harus dapat memberikan dampak yang terbaik untuk seluruh masyarakat maupun pemerintah. “Analisa yang komprehensif tersebut dilakukan agar nantinya untuk memaksimalkan peraturan ini tidak hanya negara yang mendapat keuntungan akan tetapi juga masyakat luas,” lanjutnya.
ATSI menyatakan, negara merasa dirugikan akibat praktik penjualan ponsel ilegal (BM) oleh karena itu validasi IMEI harus ditetapkan dengan didasari analisa yang komprehensif. Sejauh ini, tiga pemerintah melalui Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus menggodok aturan IMEI.
Seperti diketahui, Selular Congress 2019 tersebut akan menampilkan pembicara-pembicara terkemuka di industri ICT Indonesia dan dihadiri lebih dari 500 partisipan yang berasal dari kalangan mahasiswa, startup, para pelaku industri dan para stakeholder. Terdiri dari berbagai pakar dari kalangan industri, pemimpin perusahaan, akademisi, regulator, lembaga riset, dan NGO (Non Government Organization).
Semua akan bersinergi membahas transformasi digital di berbagai bidang. Bagaimana kita dapat bekerja bersama-sama untuk mengeksplorasi masa depan industri mobile, menuju Indonesia yang lebih baik.
Ajang tahunan bergengsi ini terdiri dari tiga sesi yang meliputi dua sesi Conference dan satu Sharing Session. Masing-masing sesi memiliki tema sendiri. Sesi pertama dibuka dengan konferensi bertema Digital Payment: Challenge and Opportunity yang membahas seputar layanan pembayaran digital. Konferensi pertama ini diisi oleh sejumlah pembicara yang berkecimpung di pembayaran digital seperti Aji Satria Sulaiman – Direktur Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), Dhenu Wiarsandi – Product Development Group Head PT Finarya (LinkAja), Chrisma Albandjar – Chief Communications Officer DANA, Victor Putra Lesmana – Director of Payment, Fintech and Virtual Products Bukalapak.
Selanjutnya sesi kedua menghadirkan konferensi bertema The Rise of Digital Services. Konferensi kedua diisi oleh Crispin P Tristram – Head of Digital Lifestyle Telkomsel, Kirill Mankovski – Managing Director ADA Indonesia, Pridesta Yudha – VP/Head of Digital Factory Indosat Ooredoo dan Hans Kurniadi Saleh – Country Head Garena Indonesia serta dipimpin oleh Teguh Prasetya – Pakar Telekomunikasi, Multimedia & ICT sebagai moderator. Sesuai temanya, konferensi ini membahas semua layanan digital termasuk provider, aplikasi dan game.
Terakhir sesi ketiga ditutup dengan Sharing Session bertema How to Run a Successful Start-Up. Sejumlah pembicara yang menutup sesi ini diantaranya Ridzki Kramadibrata – President of Grab Indonesia, Leontinus Alpha Edison – Co-founder dari Tokopedia, Irfan A Tahrir – Direktur Human Capital Management Telkomsel dan Rinaldi Tjin – VP of Commerce Sirclo.com. Mereka semua berbagi pengalaman untuk mengembangkan bisnis start-up di Indonesia. (red)
Comments are closed.