Jakarta, Itech – Lembaga Litbang Pusat Unggulan Iptek (PUI) pada tahun 2019 ini terus memperkuat sinergi dan kerja bersama untuk mengoptimalkan kemampuan dan keunggulan masing-masing lembaga agar dapat berkontribusi yang lebih signifikan dan meningkatkan produktivitas litbang, dalam upaya mendukung pencapaian strategi Making Indonesia 4.0.
Kabag Pemantauan dan Evaluasi Program dan Anggaran, Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti, Kemenristekdikti, Yudho Baskoro mengatakan, dalam mengkoordinasikan kegiatan litbang, pihaknya terus menerus menguatkan kapasitas kelembagaan meliputi capacity, capability dan continuity.
“Fokus penguatan yang kita lakukan adalah bagaimana kapasitas internalnya melalui sourcing capacity, bagaimana kapasitas risetnnya, desiminasinya, ketika membuat produk dengan pemanfaatan hilirisasi, termasuk komersialisasi hasil –hasil produknya yang berbasis demand driven.,” ungkap Yudho Baskoro di sela Raker Pengembangan PUI Direktorat Lembaga Litbang, Kemenristekdikti di Puspiptek, Serpong, Kamis (31/1).
Yudo menambahkan, dalam rangka melakukan koordinasi tersebut, Lembaga litbang yang tergabung dalam PUI yang kapasitasnya sudah menguat akan dtingkatkan kemampuannya yang kemudian bersinergi dengan keunggulan masing-masing PUI melalui ekosistem inovasi.
”Pada intinya kita mengubah dari egosistem ke ekosistem. Itu semangat kita, sehingga masing-masing PUI ini berinteraksi yang memanfaatkan keunggulan dengan lembaga PUI lainnya dan menguatkan sinergi yang produktif. Dan, saya merasa bangga dari 109 atau 137 jumlah lembaga yang bergabung di PUI itu sudah punya interaksi masing-masing,” katanya.
Saat ini, telah berhasil terbentuk sinergi yang kuat dan produktif berbasis bidang riset unggulan. Di 2019 ini adalah membuat desain pesawat N219 versi amfibi. LAPAN dan PT Dirgantara Indonesia telah melakukan uji kelayakan untuk program pengembangan pesawat N219 Amfib tersebut, Dalam hal ini, BPPT juga digandeng melakukan pengujian model pesawat amfibi yang mampu lepas landas dan mendarat di air.
Pada kesempatan tersebut, Yudo juga menjelaskan mengenai penguatan potensi daerah khususnya di Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Sebanyak enam Lembaga PUI bekerjasama dalam Pengembangan Desa Mandiri Berbasis Aren di Kabupaten Boalemo, Gorontalo.
Menurutnya, potensi nira aren dapat diolah menjadi berbagai diversifikasi produk, yaitu bioethanol sebagai alternatif bahan bakar rumah tangga dan pangan (gula semut fungsional dan nata pinnata). Sedangkan buahnya bisa dibuat menjadi manisan kolang kaling.
“Kemudian inovasi Alat Identikasi Kayu Otomatis (AIKO) yang merupakan aplikasi yang bisa identifikasi kayu otomatis. Dan, masih banyak sinergi PUI yang dikembangkan bahkan ada pengolahan limbah batik, untuk UMKM Jogyakarta, yang disupport oleh PUI sumber daya material di LIPI, termasuk juga bidang maritim, itu untuk pakan ikan, dan lain sebagainya,” paparnya.
Sementara itu, Kasubdit. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Pusat, Kemenristekdikti, Lelya Nirsa mengatakan, tahun ini PUI akan memperluas jaringan untuk produk inovasinya ke pasar internasional seperti Jerman, Belanda dan Amerika Serikat (AS). Karena itu, PUI terus dipacu untuk melakukan penguatan produk inovasi atau ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa diterapkan atau masuk ke industri.
“Saat ini telah dilakukan proses selekasi terhadap 64 produk inovasi yang akan dihilirisasikan. Dari jumlah itu akan muncul sekitar 20 produk inovasi yang akan dipamerkan, khususnya tahun ini di Jerman. Setelah itu ke Belanda,” katanya. (red/Ju)
Comments are closed.