BPPT Gelar Rapat Kerja Bahas Fokus Program 2020-2024

54

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta, Itech- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tahun 2020-2024 akan fokus pada peningkatan inovasi dan teknologi tepat guna, peningkatan nilai tambah sumber daya alam dan hilirisasi produk, serta substitusi impor dan peningkatan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri).

“Untuk itu, hasil keputusan dalam Raker BPPT ini, akan menjadi wujud dukungan BPPT untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional lima tahun mendatang,” tutur Kepala BPPT Hammam Riza menyampaikan hal itu dalam pembukaan Raker BPPT Tahun 2020 di Auditorium BJ Habibie, Jakarta, Senin (24/2). Raker tahun ini mengangkat tema “Penguatan Daya Saing melalui Inovasi, Transformasi Digital dan Kualitas SDM

Undang-Undang No. 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) mengamanatkan bahwa Iptek menjadi landasan ilmiah dalam perumusan dan penetapan kebijakan pembangunan nasional. Sesuai UU Sisnas Iptek, terang Hammam, BPPT memiliki tujuh peran teknologi. Hal ini merupakan mandat penting, untuk terus melahirkan dan menghilirkan inovasi teknologi, dalam mendukung program prioritas nasional.

Pada Raker tersebut, Hammam menyampaikan beberapa capaian BPPT mulai dari inovasi yang berfokus pada bidang pertahanan dan keamanan (Hankam), kebencanaan, sektor infrastruktur, energi dan transportasi, pertanian dan pangan hingga inovasi untuk kemandirian industri farmasi nasional.

Di bidang Hankam, BPPT bersama mitra konsorsium sedang berupaya melakukan penguasaan teknologi dan akselerasi pengembangan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) atau Drone, tipe Medium Altitude Long Endurance (MALE) atau PUNA MALE Elang Hitam. Pengembangan PUNA Kombatan ini bertujuan mendukung kemandirian industri Hankam dalam negeri, membangun kemandirian Alutsista, serta menjaga kedaulatan bangsa.

Selanjutnya, pembangunan pilot project pabrik garam industri terintegrasi sebagai solusi dalam mensubstitusi impor garam. BPPT bekerja sama dengan PT Garam berhasil membangun pilot project garam industri di Manyar, Gresik skala 40.00 ton/tahun yang diresmikan pada 20 Desember 2019.

“Pilot project tersebut mengintegrasikan sistem peralatan produksi garam industri yang dilengkapi teknologi yang mampu meningkatkan kualitas produk garam lokal menjadi garam kualitas industri,” terangnya.

Dalam bidang kesehatan BPPT telah menghilirisasi inovasi Implan Tulang Traumatik, yang menjadi upaya untuk mengurangi impor. Bekerjasama dengan industri lokal di Sidoarjo, Jawa Timur produk implan tulang tersebut berhasil dibuat dan diproduksi massal.

Adsense

“Implan tulang grade medis ini, ditujukan untuk pasien patah tulang, dan sebagai langkah mengurangi ketergantungan terhadap produk alat kesehatan impor, yang dapat berdampak menghemat devisa negara karena harganya jauh lebih murah hingga 70 persen dari pada produk impor,” tutur Hammam.

Inovasi di bidang kesehatan lainnya adalah pengembangan produk Rapid Test Dengue, atau pendeteksi dini penyakit demam berdarah dengue (DBD). Alat ini menggunakan strain virus lokal untuk memberikan hasil yang lebih spesifik serta harga yang jauh lebih terjangkau bagi masyarakat dalam melakukan deteksi dini untuk penanganan penyakit DBD. “Terkait pencegahan stunting, BPPT juga telah menghilirisasi inovasi Purula yang telah siap diproduksi massal,” lanjut Hammam.

Dalam hal kebencanaan, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) BPPT telah menjadi bagian penting dalam penanggulangan Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di berbagai wilayah, hingga mencegah banjir di wiayah Jabotabek yang terjadi di awal 2020.

BPPT juga telah meluncurkan inovasi INA Buoy TEWS sebagai alat pendeteksi dini bencana tsunami. Buoy ini telah dipasang di perairan selat sunda, di wilayah Gunung Anak Krakatau. BPPT juga mengembangkan Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-Tews) berbasis cable (CBT) untuk melengkapi akurasi informasi tsunami.

Terkait peningkatan kualitas SDM Iptek, BPPT telah mempersiapkan program pendidikan untuk gelar S3 dan S2 maupun pendidikan non gelar. “Untuk pendidikan bergelar S3, kami menargetkan 16,4%, dan untuk S2 sebanyak 34,4% dari total 2.929 SDM BPPT, hingga tahun 2024,” ungkapnya.

Sementara untuk pendidikan non gelar, BPPT bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) mencanangkan program peningkatan kualitas SDM dalam bidang Artificial Intelligence (AI) Multi Discipline untuk menyongsong Era Industri 4.0.

Hammam juga menyatakan bahwa BPPT siap mendukung pembangunan Desa Digital di berbagai wilayah agar pemerataan pembangunan, dan lompatan kemajuan, dapat dirasakan oleh seluruh lapisan rakyat Indonesia. “Terkait pembangunan kapasitas pondok pesantren maupun penumbuhkembangan santripreneur, BPPT juga telah memiliki pengalaman. Seperti yang diterapkan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur,” ungkapnya.

Pada acara tersebut dilaksanakan peluncuran logo HUT BPPT ke 42 serta penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan perjanjian kerjasama antara BPPT dengan beberapa mitra. Pembukaan Rapat Kerja BPPT Tahun 2020 dihadiri Wakil Presiden Ma’ruf Amin; Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro; serta Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. (red)

Advertisements

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More